berbagi

Heboh!! klik aja

makalah kesehatan reproduksi


MAKALAH
KESEHATAN REPRODUKSI
DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Nurul Atieka,M.Pd


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II

1.      Citra Madian Ramadhani    15130048
2.      Deslia Wuri Widiastuti         15130076
3.      Dea Rosy liania                      15130069
4.      Dwi Prayuda                         15130061
5.      Juli Adi Fajri                         15130058
6.      Niswatul Munabila               155130059






FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK 2016/2017



KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah – Nya kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah kesehatan reproduksi
Kami  mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen pengampu Dra.Hj.Nurul Atieka,M.Pd serta semua pihak yang telah turut membantu menyelesaikan makalah tentang kesehatan reproduksi
Kami sebagai penyusun menyadari makalah kesehatan reproduksi. Yang telah kami susun  ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran baik dari ibu dosen pembimbing ataupun dari teman–teman yang bersifat membangun sangat saya harapkan.



Metro, 06 november  2016
Penyusun









BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka.
Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa pengertian yang mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca khususnya para perempuan. Oleh karena itu penulis mengambil judul pada makalah ini, yaitu “KESEHATAN REPRODUKSI”.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian kesehatan reproduksi ?
2.      Apa saja organ reproduksi ?
3.      Mengenal masa pubertas ?
4.      Mengenal cirri-ciri pubertas ?
5.      Pertumbuhan pada masa pubertas ?
6.      Bahaya Hubungan sexs bebas ?
7.      Apa saja untuk menghindari sexs bebs ?

C.    TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1.      Agar mahasiswa mengeri tentang pengertian kesehatan reproduksi
2.      Agar mahasiswa mengerti tentang organ reproduksi
3.      Agar mahasiswa mengenal masa pubertas
4.      Agar mahasiswa mengenal cirri-ciri pubertas
5.      Agar mahasiswa mengerti tentang pertumbuhan pada masa pubertas
6.      Agar mahasiswa mengerti akan bahaya sexs bebas
7.      Agar mahasiswa mengerti cara menghindari sexs bebas












BAB II
PEMBAHASAN

A.    KESEHATAN REPRODUKSI
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 Tahun 1992).
Definisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengan syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif, baik secara ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya.

B.     ORGAN REPRODUKSI
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan dengan tujuan untuk mempertahankan jenisnya. Untuk dapat melakukan proses reproduksi, manusia memerlukan alat-alat reproduksi dan kelenjar reproduksi yang sehat. Hal penting yang harus diketahui mengenai Kesehatan Reproduksi adalah memahami anatomi dan organ reproduksi. Apabila secara umum kondisi Organ reproduksi sehat, proses mempertahankan keturunan akan lebih mudah.





1.      Organ Reproduksi Pria
Gambar Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria mempunyai dua fungsi yaitu sebagai produksi sel kelamin dan pelepasan sel-sel ke organ reproduksi wanita. Adapun Organ reproduksi pria terbagi menjadi lima bagian utama, yaitu:
a.       Sepasang testis, berfungsi menghasilkan sel sperma
b.      Skrotum(Kantung / Pembungkus Skrotum), berfungsi untuk mengatur suhu yang tepat bagi testis dan sel sperma.Saluran Sperma terdiri dari Epididimis yang berfungsi sebagai tempat pematangan dan penyimpanan sementara sel-sel sperma dan Vas deferens berfungsi menyalurkan sperma dari testis menuju kantung sperma (vesikula seminalis).
c.       Penis adalah Alat kopulasi (Menyalurkan sel sperma atau semen ke Organ Reproduksi Wanita).
d.      Urethtra adalah Organ Reproduksi Pria yang berfungsi menyalurkan sperma dan saluran urin.










2.      Organ Reproduksi Wanita


Gambar Organ Reproduksi Wanita
Adapun Organ Reproduksi Wanita terbagi menjadi Lima bagian yang diantaranya adalah:
a.       Sepasang ovarium atau indung telur, berfungsi menghasilkan sel telur,
b.      Sepasang Fimbria, berfungsi untuk menangkap sel terlur dari ovarium,
c.       Sepasang Oviduct atau saluran telur, atau Tuba Fallopi, berfungsi menyalurkan sel telur dari ovarium ke rahim serta terjadinya fertilisasi atau pembuahan,
d.      Uterus (Rahim), berfungsi sebagia tempat tumbuh dan berkembangnya embrio,
e.       Vagina, berfungsi sebagai alat kopulasi (tempat disalurkannya sel sperma) dan sebagai jalur keluarnya bayi.
f.       Kelenjar Reproduksi Organ Reproduksi juga terdiri dari beberapa Kelenjar yang mendukung proses reproduksi. Adapun keempat kelenjar tersebut adalah:
1)      Vesika Seminalis, adalah kelenjar pada pria yang menghasilkan cairan pekat berwarna kuning, mengandung makanan sebagai sumber energi untuk pergerakan sperma.
2)      Kelenjar Prostat, adalah kelenjar pada pria yang berfungsi sebagai penghasil semen terbesar yang bersifat encer, berwarna putih dana berisi makanan untuk sperma.
3)      Kelenjar bulbourethralis, adalah kelenjar yang terdapat pada uretra wanita yang berfungsi mensekresi cairan lendir bening untuk pada menetralkan cairan urine yang bersifat asam pada uretra.
4)      Kelenjar Bartholini, adalah Kelenjar yang terdapat pada vagina wanita berfungsi menghasilkan lendir yang alkalis saat berhubungan badan.

C.    PUBERTAS
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti diterangkan Root “Masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.
Pubertas  adalah  masa  ketika  seorang  anak  mengalami  perubahan  fisik, psikis,  dan  pematangan  fungsi  seksual.  Masa  pubertas  dalam  kehidupan  kita biasanya dimulai  saat berumur delapan hingga  sepuluh  tahun dan berakhir  lebih kurang  di  usia  15  hingga  16  tahun.  Pada  masa  ini  memang  pertumbuhan  dan perkembangan berlangsung dengan  cepat. Pada  perempuan pubertas ditandai  dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
Karakteristik anak puber antara lain: merasa diri sudah dewasa sehingga anak sering membantah atau menentang, emosi tidak stabil sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan kepentingan kelompok atau genk sehingga mudah terpengaruh oleh teman sekelompoknya. Anak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma masyarakat, serta memiliki rasa keingitahuan yang besar pada hal-hal baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan informasi yang benar dan jelas.





D.    CIRI-CIRI PUBERTAS
Masa pubertas pada anak laki-laki dan perempuan tidak sama,perempuan mengalami masa pubertas pada usia 8-13 tahun sedangkan laki-laki pada usia 10-15 tahun.
Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahapan-tahapan lain dalam rentang kehidupan. Yang terpenting diantaranya dibahas berikut ini:
1.      Periode tumpang tindih
Masa puber harus dianggap periode tumpang tindih karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia dikenal sebagai “anak puber”. Setelah matang secara seksual, anak dikenal sebagai “remaja atau remaja muda”.
2.      Periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam maupun diluar tubuh, masa puber relatif merupakan periode yang singkat, sekitar 2-4 tahun. Anak yang mengalami masa puber selama 2 tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang “cepat matang”, sedangkan yang memerlukan 3-4 tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang “lambat matang”. SebagaI kelompok, anak perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok pada setiap kelompok

Masa Puber dibagi dalam tahap-tahap
Meskipun masa puber relatif merupkan periode yang singkat dalam rentan kehidupan, namun biasanya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1.      Tahap prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan 1 atau 2 tahun terakhir masa kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang remaja. Dalam tahap prapuber atau pematangan, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
2.      Tahap puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja saat dimana kriteria kematangan seksual muncul –haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki. Selama tahap remaja (atau tahap matang), ciri-ciri seks sekunder telah berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
3.      Tahap pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. Selama tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik, dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.
Masa puber merupakan masa negative . Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte Buhler menamakan masa puber sebagai fase negatif. Istilah fase menunjukan periode yang berlangsung singkat; negatif berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang.
Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang terburuk dari fase negatif ini akan berakhir bila individu secara seksual menjadi matang. Juga terdapat bukti bahwa perilaku khas dari “fase negatif” masa puber lebih menonjol pada anak perempuan dari pada anak laki-laki.

E.     PERTUMBUHAN PADA MASA PUBERTAS
1.      Laki-laki
·         Perubahan Utama (Primer) ditandai dengan diproduksinya sel sperma oleh testis. Setiap hari, testis dapat memproduksi cairan sperma. Jika penuh, cairan keluar dengan sendirinya saat laki-laki mengalami mimpi basah.
·         Perubahan Fisik (Sekunder) dada terlihat bidang, tumbuh kumis dan janggut, rambut-rambut halus di sekitar kemaluan, tumbuh jakun, suara lebih berat dan organ kemaluan membesar. Tidak semua laki-laki mengalami perubahan ini, ada laki-laki yang tidak mempunyai kumis dan jakung yang menonjol.
2.      perempuan
·         Perubahan Utama (Primer) sel telur mulai diproduksi oleh ovarium (indung telur). Perubahan ini ditandai dengan adanya haid (menstruasi) yang terjadi 28 hari sekali. Proses terjadinya haid adalah sebagai berikut: Sel telur masak dan diikuti penebalan dinding rahim lalu Sel Telur dilepas ke rahim Jika sel telur tidak dibuahi oleh sperma, sel telur akan mati dan lepas bersama dinding rahim ke luar rahim.Proses ini menyebabkan terjadinya pendarahan kecil yang keluar selama dua sampai enam hari. Haid pertama dapat terjadi pada usia 9-15 tahun.
·         Perubahan Fisik (Sekunder) ditandai dengan membesarnya pinggul dan payudara serta muncul rambut halus disekitar kemaluan

F.       HUBUNGAN SEXS BEBAS TIDAK AMAN
Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Menurut beberapa penelitian, cukup banyak faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas. Salah satu di antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat, dari 5% pada tahun 1990-an menjadi 20% di tahun 2000.
Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS, dll). Di Amerika Serikat setiap tahunnya hampir satu juta remaja perempuan menjadi hamil dan sebanyak 3,7 juta kasus baru infeksi penyakit kelamin diderita oleh remaja.Untuk menghindari perilaku seks bebas remaja yang berisiko tinggi, peran orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah penting, antara lain bahwa orang tua harus bisa menjadi sahabat remaja agar hubungan orang tua dengan remaja terjalin dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah remaja dengan baik dan tuntas, diperlukan komunikasi yang baik dan efektif.
Kehamilan remaja bahkan sudah terbukti dapat memberikan risiko terhadap ibu dan janinnya. Risiko tersebut adalah disproporsi (ketiduksesuaian ukuran) janin, pendarahan, prematurilas, cacat bawaan janin, dan lain-lain. Selain hamil, timbulnya penyakit menular seksual pada remaja juga perlu dicermati. Penyakit tersebut ditularkan oleh perilaku seks yang tidak aman atau tidak sehat. Misalnya, remaja yang sering berganti-ganti pasangan atau berhubungan dengan pasangan yang menderita penyakit kelamin. Selain akan membawa cacat kepada bayi, penyakit menular seks yang menyerang usia remaja juga dapat mengakibatkan penyakit kronis dan gangguan kesuburan di masa mendatang.
Perilaku seks bebas tidak aman dikalangan remaja karena dapat dan banyak menimbulkan dampak negatif, baik pada remaja putra maupun putri. Biasanya dampak negatif atau akibat buruk dari perilaku seks bebas tidak aman tersebut lebih berat dirasakan oleh remaja putri ketimbang remaja putra. Seringkali remaja berperilaku seks berisiko karena tidak punya cukup pengetahuan mengenai akibatnya. Berikut beberapa bahaya utama akibat seks bebas :
1.      Timbul Rasa Ketagihan
Seks bebas akan mengundang rasa ketagihan bagi para pelakunya. Sekali seseorang mencoba melakukan seks bebas, maka dapat dipastikan orang tersebut akan melakukan terus menerus perbuatan seks bebas. Hal ini disebabkan karena orang tersebut mendapatkan kenikmatan untuk menyalurkan hasrat seksualnya.
2.      Menciptakan Kenangan Buruk
Norma-norma yang berlaku di masyarakat menyatakan bahwa seks bebas merupakan perbuatan yang melanggar kepatutan. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat.

3.      Mengakibatkan Kehamilan
Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada masa subur. Kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap “Kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.

4.      Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan Pembunuhan Bayi
Aborsi merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan kanker rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat mengakibatkan kematian.

5.      Penyebaran Penyakit
Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV.
Banyak kehamilan yang terjadi akibat perilaku seks bebas yang merupakan kehamilan yang tidak diharapkan. Untuk itu, sebisa mungkin “orang tuanya“ menggugurkan kehamilannya karena mereka belum siap untuk menjadi ayah maupun ibu dari bayi yang akan dilahirkannya itu. Tindakan menggugurkan kandungan (aborsi) dengan tidak berdasarkan alasan medis jelas bertentangan dengan hukum yang berlaku. Pelakunya akan mendapatkan hukuman. Dampak lain dari menggugurkan kandungan adalah akan mengganggu kesehatan seperti kerusakan pada rahim, kemandulan, dan lainnya. Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan. Bahaya kehamilan pada remaja yaitu :
a.       Hancurnya masa depan remaja tersebut.
b.      Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap.
c.       Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
d.      Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
e.       Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis.
f.       Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum.
g.      Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia dewasa.

G.    MENGHINDARI SEXS BEBAS
Para ahli berpendapat bahwa pendidik yang terbaik adalah orang tua dari anak itu sendiri. Pendidikan yang diberikan termasuk dalam pendidikan seksual. Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Hal ini akan lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya. Kemudian usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan, kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan. Dalam memberikan pendidikan seks pada anak jangan ditunggu sampai anak bertanya mengenai seks. Sebaiknya pendidikan seks diberikan dengan terencana, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak. Sebaiknya pada saat anak menjelang remaja dimana proses kematangan baik fisik, maupun mentalnya mulai timbul dan berkembang kearah kedewasaan.
Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan :
1.      Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
2.      Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional.
3.      Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.
4.      Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.











BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diketahui oleh para perempuan bakal calon ibu ataupun laki-laki calon bapak . oleh karena itu berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa .
Definisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengan syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif, baik secara ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya.
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti diterangkan Root “Masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.

B.     SARAN
Dengan memahami kesehatan reproduksi yang telah diuraikan di muka, diharapkan guru atau orang tua dapat membantu siswa Makalah yang telah kelompok kami buat ini sangat jauh dari kata sempurna kurang lebihnya kami sangat membutuhkan kritik dan saran guna kesempuranaan makalah ini kedepannya.






DAFTAR PUSTAKA

Gunarsah, Singgih. D., 1995. Pendidikan Seksual. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sabas Hartono, Hadi. 2009. “Makalah Dampak Seks Bebas Dikalangan Remaja”. Dalam http://www.google.com/hadi.asp
Suherni. 2008. “Bahaya Seks Bebas”. Dalam Kompas. 27 Januari. Jakarta.







0 Response to "makalah kesehatan reproduksi"

Post a Comment

Trending Stories

wdcfawqafwef