KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia serta nikmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ”komunikasi antar pribadi” ini dengan
baik. Kemudian tidak lupa sholawat serta salam kami junjungkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke jalan yang diridhoinya, amin
Tersusunnya tugas ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan
beberapa pihak, yaitu:
1. Ibu retno F,M.Pd sebagai dosen yang
telah memberi gambaran tentang pembuatan tugas ini.
2. Orang tua, yang telah
memberi dukungan, semangat dan doa kepada kami dalam mengerjakan tugas dasar
dasar pemahaman prilaku ini.
3. Serta teman-teman dan
semua pihak yang telah membantu, sehingga tugas ini bisa selesai sesuai
harapan.
Kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT, maka dari itu kami mengharap kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi saya dan para pembaca.
Metro, juni 2016
Citra Madian
Ramadhani
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkomunikasi disetiap situasi itulah hal yang sering
kita lakukan dan pasti kita lakukan. Karena manusia sebagai mahluk sosial tak
luput dari komunikasi. Suatu proses penyampaian pesan dari sumber terhadap
penerima pesan bisa melalui perantara atau media dengan adanya efek-efek atau
timbal balik. Dalam konteks komunikasi beragam adanya salah satunya adalah
Komunikasi Antar Pribadi. Dimana proses komunikasi yang terjadi antar
individu-individu dan biasanya terjadi antara dua orang secara langsung.
Komunikasi antar pribadi adalah suatu proses komunikasi
antara pribadi ataupun antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi
secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui
medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face
communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi,
merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi.
Komunikasi sendiri adalah proses penyesuaian yang terjadi
hanya bila komunikator menggunakan sistem isyarat yang sama. Dengan itu, bagaimana
kita untuk selalu mampu menyesesuaikan agar terciptanya kesamaan makna. Manusia
selalu berkomunikasi dan berkomunikasi yang paling sering dilakukan adalah
komunikasi antar pribadi maka, komunikasi sebagai perwujudan kesamaan akan
makna perlu dipelajari sebagaimana salah satu karakteristik dari komunikasi
antar pribadi itu sendiri adalah komunikasi antar pribadi sesuatu yang
dipelajari. Karena semua orang pasti berkomunikasi namun, tidak semua orang
memiliki skill dalam berkomunikasi.
B. Rumusan
Masalah
1. Jelaskan pengertian komunikasi dan komunikasi antar
pribadi,unsur komunikasi serta jenis dan bentuk komunikasi ?
2. Jelaskan komunikasi verbal dan
nonverbal ?
3. Jelaskan hambatan atau gangguan
dalam komunikasi antar pribadi ?
4. Jelaskan komunikasi yang efektif
dalam setting umum dan konseling ?
5. Jelaskan etika dalam komunikasi dan
berikan contoh aplikasinya minimal 3 contoh ?
6. Apa manfaat yang anda rasakan
memperlajari komunikasi antar pribadi ?
C. Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui pengertian komunikasi dan komunikasi
antar pribadi,unsur komunikasi serta jenis dan bentuk komunikasi
2. Untuk
mengetahui komunikasi verbal dan non verbal
3. Untuk mengetahui hambatan dan
gangguan dalam komunikasi antar pribadi
4. Untuk mengetahui komunikasi yang
efektif dalam setting umum dan konseling
5. Untuk mengetahui etika dalam komunikasi dan
pengaplikasianya
6. Untuk memberikan pendapat tentang
mempelajari komunikasi antar pribadi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Komunikasi
Menurut Deddy
Mulyana, M.A., Ph.D. (2005:41). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Kata
komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin
communis yang berarti “sama”, 1 communico, 2 communicatio,
atau 3 communicare yang berarti “membuat sama” ( to make common ).
Istilah pertama ( communis ) adalah
istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu
pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer
menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai hal-hal tersebut.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi ( pesan, ide, gagasan
) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di
antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Setiap sisi kehidupan
manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Apapun bentuk kegiatannya,
manusia selalu melakukan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
dan tidak dapat dihindari yaitu proses komunikasi. Melalui komunikasi
manusia dapat menyampaikan segala keinginannya, sehingga pada akhirnya dapat
memenuhi kebutuhan fisik, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk lingkungan sosialnya.
Berikut ini beberapa definisi komunikasi
menurut para ahli komunikasi :
− “Komunikasi pada dasarnya merupakan
suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada
siapa? Dengan akibat atau hasil apa? (Who?
Says what? In which channel? To whom? Whith what effect)” (Laswell,
1960).
− “Memberi batasan lingkup communication
berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, atau emosi dari seorang
atau kelompok kepada yang lain terutama melalui simbol-simbol” (Theodornoson
and Theodornoson, 1969).
− “Communication dapat
didefinisikan sebagai social interaction melalui pesanpesan”
(Garbner, 1967).
− “Komunikasi sebagai proses komunikasi
pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan,
informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa
keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,
kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati” (Onong Uchyana, 2002).
− “Komunikasi sebagai proses sosial
psikologi dengan mana seseorang mampu menerima sikap dan pandangan orang lain,
bahwa dua orang atau lebih dapat bertukar informasi selama berlangsungnya
proses komunikasi, dimana masingmasing memberikan makna yang berbeda pada
informasi yang diterimanya” (Robert E. Park, 1887).
Setelah menelaah beberapa definisi
komunikasi yang diungkapkan para ahli diatas,
maka terlihat bahwa komunikasi merupakan
salah satu kebutuhan mendasar manusia. Komunikasi juga merupakan kebutuhan
integral dan tidak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi yang dapat diungkapkan melalui banyak
cara, seperti bahasa lisan, simbol-simbol, gerakan, maupun melalui
gambar-gambar tertentu. Intinya, proses komunikasi tidak akan terjadi apabila
tidak ada komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, oleh karena itu untuk mencapai
proses komunikasi yang efektif perlu diperhatikan unsur atau komponen komponen penting
yang sudah mutlak harus ada.
B.Pengertian
komunikasi antar pribadi
Terdapat beberapa definisi komunikasi
antarpribadi menurut beberapa ahli, diantaranya adalah:
a.
Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The
Interpersonal Communication Book (Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi
adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di
antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika (the process of sending and receiving messages between two
persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate
feedback).
b. Menurut
Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke
mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
c.
Tan mengemukakan bahwa komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih.
(Liliweri, 1991: 12)
C.Unsur-unsur
komunikasi
Dalam komunikasi harus
ada unsur-unsur yang mendukung agar dapat
berjalan lancar. Sugiyo (2005: 23-24)
menyatakan unsur - unsur komunikasi, yaitu
:
- Siapa
yang berkomunikasi (sumber atau komunikator) sebagai titik awal proses
komunikasi dengan membagi informasi, ide kepada orang lain.
- Tujuan,
secara umum dapat dikatakan tujuan komunikasi adalah suatu usaha membawa
orang lain ke sudut pandang pembicara atau sumber atau komunikator
sehingga pada giliranya dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang
diharapkan.
- Kepada
siapa ia berkomunikasi (penerima) adalah seorang yang akan mendengarkan
bila seseorang berbicara dan bila seseorang menulis makna penerimanya
adalah orang yang membaca. Penerima yaitu sasaran proses komunikasi.
- Apa
yang ia sampaikan atau pesan. Makna pesan adalah tingkah laku dinyatakan
dalam bentuk verbal dan non verbal yang berupa terjemahan, gagasan,
maksud, dan tujuan ke dalam suatu sandi atau kode dan merupakan
serangkaian simbol sistematik.
D.Jenis-jenis dan bentuk komunikasi
Menurut Stewart
L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Human Communication,
seperti dikutip oleh Prof. Dr. H.M
Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. (2007:253). Sosiologi
Komunikasi, menjelaskan
3 jenis komunikasi :
·
Model Komunikasi Linier, yaitu jenis
komunikasi satu arah (one-way view of communication). Di mana
komunikator memberikan suatu stimulus dan komunikan memberikan respons
atau tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan
interpretasi. Seperti teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory),
asumsi-asumsi teori ini yaitu ketika seseorang memersuasi orang lain,
maka ia “menyuntikkan satu ampul” persuasi kepada orang lain itu, sehingga
orang lain tersebut melakukan apa yang ia kehendaki.
·
Model Komunikasi Dua Arah adalah jenis
komunikasi interaksional, kelanjutan dari pendekatan linier. Terjadi
komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender)
yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver) yang melakukan
seleksi, interpretasi dan memberikan respons balik terhadap pesan dari pengirim
(sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses dua arah
(two-way) maupun proses peredaran atau perputaran arah (cyclical
process), sedangkan setiap pratisipan memiliki peran ganda, di mana pada
satu waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pada waktu lain berlaku
sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya.
·
Model Komunikasi Transaksional yaitu
komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) di
antara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini menekankan semua perilaku
adalah komunikatif dan masingmasing pihak yang terlibat dalam komunikasi
memiliki konten pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi
(Sendajaja, 2002)
Bentuk-bentuk Komunikasi
Menurut Deddy
Mulyana, M.A., Ph.D. (2005:72). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, proses
komunikasi dapat digolongkan dalam beberapa bentuk, yaitu :
·
Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal
communication)
Komunikasi
yang dilakukan dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak kita sadari.
Contohnya: berpikir, merenung, dan sebagainya. Komunikasi ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari proses komunikasi dua orang, tiga orang, dan
sebagainya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain, biasanya kita
berkomunikasi dengan diri sendiri terlebih dahulu (mempersepsikan dan memastikan
makna pesan orang lain).
·
Komunikasi Interpribadi (Interpersonal
communication)
Proses
pertukaran informasi antara seseorang dengan paling kurang seseorang lainnya
atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Dengan perkataan lain, komunikasi ini adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seorang komunikator kepada perilakunya, karena yang terlibat dalam
komunikasi ini hanya dua orang, maka jenis komunikasi ini sering disebut
komunikasi diadik (dyadic communication). Komunikasi ini efektivitasnya
paling tinggi, karena sifatnya yang timbal balik dan terkonsentrasi.
·
Komunikasi kelompok (Group
communication)
Komunikasi
antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
·
Komunikasi publik (Public communication)
Komunikasi
antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak),yang tidak bisa
dikenali satu per satu. Komunikasi ini sering disebut pidato, ceramah, kuliah,
(umum), tabligh akbar yang sering disampaikan oleh para pendakwah. Beberapa
pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar untuk komunikasi
ini. Komunikasi publik ini biasanya berlangsung formal dan lebih sulit, karena
menurut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi
sejumlah besar orang.
·
Komunikasi media massa (Mass Media
communication)
Sering
disingkat menjadi komunikasi massa, adalah komunikasi melalui
penggunaan
media. Dalam hal ini adalah media massa seperti majalah, surat kabar,televisi,
radio, dan sebagainya.
E.
Komunikasi verbal dan non verbal
1. Pengertian komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan cara tertulis
atau dengan cara lisan.
Definisi
komunikasi verbal yang lainnya adalah suatu jenis dari kegiatan percakapan atau
penyampaian pesan maupun informasi yang dilakukan seseorang kepada orang lain,
baik itu disampaikannya secara lisan maupun secara tulisan.
Adapun
arti yang lainnya dari komunikasi verbal yaitu sebuah proses penyampaian
pikiran, pesan ataupun perasaan seseorang kepada orang lain dengan memakai
simbol-simbol yang menggunakan satu kata ataupun lebih sebagai medianya, dan
media yang umumnya digunakan yaitu bahasa, karena bahasa dapat menerjemahkan
pikiran seseorang kepada orang lain. Komunikasi verbal yang melalui lisan bisa
di sampaikan kepada penerima informasi dengan menggunakan media, seperti
contohnya menyampaikan informasi melalui telepon. Dan komunikasi verbal yang
melalui tulisan dilakukan secara tidak langsung antara yang menyampaikan
informasi (komunikator) dan penerima informasi (komunikan), misal komunikasinya
yang dilakukan dengan menggunakan media seperti surat-menyurat.
2. Pengertian komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah kebalaikan dari komunikasi verbal
yaitu suatu proses dari komunikasi yang dimana penyampaian informasi atau
pesannya tidak memakai kata-kata komunikasi ini sering disebut juga dengan
bahasa isyarat. Bentuk dari komunikasi nonverbal ini memakai gerakan seperti
misalnya: bahasa tubuh, ekspresi wajah, dengan kontak mata dan lain sebagainya.
Atau definisi
komunikasi non verbal yang lainnya yaitu satu cara penyampaian pesan atau
informasi kepada orang lain tanpa menggunakan ucapan atau kata-kata, akan
tetapi caranya menggunakan gerakan atau isyarat.
Di dalam kehidupan
komunikasi non verbal lebih banyak digunakan daripada komunikasi verbal, di
dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi ini ikut di gunakan.
Sebab komunikasi non verbal sifatnya tetap dan selalu ada. Komunikasi non
verbal terbilang lebih jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang akan di ungkapkan
karen komunikasi ini spontan.
Berikut ini contoh
komunikasi non verbal:
- Menggunakan
bahasa tubuh, misalnya seperti dengan bersalaman,sentuhan,
menanguk-anggukkan kepala dan lain sebagainya.
- Denagn
ekspresi wajah, misalnya dengan senyuman, tertawa dan lain sebagainya.
- Menggunakan
simbol atau lambang-lambang, misalnya seperti pada pakaian yang digunakan
menunjukan identitas pemakainya.
F. Hambatan atau gangguan
komunikasi antar pribadi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu
kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang
disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima
pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada
hambatan-hambatan yang menyebabkan komunkasi tidak efektif yaitu :
·
Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
·
Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
·
Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
·
Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
·
Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
·
Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
·
No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
G. komunikasi efektif
dalam setting umum dan konseling
Komunikasi
yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi
dapat diklasifikasikan pada:
·
Efek kognitif, yaitu bila ada perubahan
pada apa yang diketahui, dipahami, dipersepsi oleh komunikan atau yang
berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio. Dengan kata lain, pesan yang
disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikan.
·
Efek afektif, yaitu bila ada perubahan
pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan dengan perasaan. Dengan kata
lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu tapi juga tergerak
hatinya.
·
Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata
yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, kebiasaan, atau dapat juga
dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berperilaku tertentu dalam arti kita
melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).
Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo
Liliweri mengutip pendapat Joseph A.Devito mengenai ciri komunikasi
antarpribadi yang efektif, yaitu:
a.
Keterbukaan (openness) Kemauan
menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi
hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari
komunikasi interpersonal.
·
Pertama, komunikator interpersonal yang
efektif harus terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang
harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin
menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebalikanya, harus ada
kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar.
·
Aspek kedua mengacu pada kesediaan
komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang
yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan komunikan
yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator
ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi
secara spontan terhadap orang lain.
·
Aspek ketiga menyangkut kepemilikan
perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran
yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya.
b. Empati
(empathy) Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang
lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya
adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati mampu memahami motivasi
dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati,
baik secara verbal maupun non-verbal.
c. Dukungan
(supportiveness) Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi
berlangsung efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana
terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan
bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.
d. Rasa
Positif (positiveness) Seseorang harus memiliki perasaan positif
terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan
menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
e.
Kesetaraan (equality) Komunikasi
antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada pengakuan
secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai
sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk
memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. (Liliweri,
1991: 13)
H.
Etika dalam komunikasi
Etika dalam bahasa
Yunani Kuno adalah Ethos yaitu kebiasaan, watak, perasaan,
sikap dan cara berpikir. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Etika dapat dijelaskan
dengan membedakan 3 arti, sebagai berikut :
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak serta kewajiban moral Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
masyarakat.
Ada 2 jenis etika jika dikaitkan dengan nilai-nilai
dan norma-norma yakni :
·
Etika
Deskriptif
Etika Deskriptif berbicara mengenai
fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya. Ia
berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu
masyarakat, tentang sikap orang dalam menghadapi hidup ini, dan tentang
kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.
·
Etika
Normatif
Etika Normatif berbicara mengenai
norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan
himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan
norma-norma. Ia menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari
yang jelek.
Aristoteles dalam Bertens (2001) teorinya yang
dikenal tentang moral dan etika, digunakan istilah “ethe” yang pengertiannya
adalah mengenai baik-buruknya suatu sifat yang dalam bahasa latin kata
“ethikos” diterjemahkan menjadi “mores” yang berarti kebiasaan. Istilah itu
kemudian berubah, karena selain kata “ethos” yang berarti kualitas suatu sifat,
digunakan juga istilah etos yang berarti suatu cara berpikir dan merasakan,
suatu cara bertindak dan bertingkah laku yang member cirri khas kepemilikan
seseorang terhadap kelompok dan sekaligus merupakan tugas.
Istilah yang
kedua ini sesuai dengan terjemahannya dalam bahasa latin disebut juga sebagai
“moralis” atau adat, kebiasaan. Istilah “moralis” ini kemudian menjadi teknis
yang tidak lagi berarti kebiasaan tetapi mengandung makna moral. Sekarang moral
selalu dikaitkan dengan kewajiban khusus, dihubungkan dengan norma sebagai cara
bertindak yang berupa tuntutan yang relatif dan mutlak. Jadi, moral merupakan
wacana normatif dalam kajian buruk dan baiknya suatu etika.
I.bentuk
pengaplikasian etika dalam komunikasi
1. Seorang
guru berbicara dengan siswanya dan memberi himbauan kepada siswa yang melanggar
tata tertib yang sudah ditetapkan di sekolah
2. Seorang
klien berkonsultasi ke konselor dengan fakta yang sebenar benarnya dihadapi
klien
3. Seorang
dosen memberikan arahan kepada peserta didik sesuai dengan nilai nilai dan
norma norma yang berlaku
J.Manfaat
komunikasi antar pribadi
Menurut saya sangat
bermanfaat untuk kehidupan sehari hari maupun untuk menghadapi klien yang
bermasalah.Di komunikasi antar pribadi ini saya mendapatkan ilmu yang bermanfaa
tetnang apa itu komunikasi,komunikasi antar pribadi, unsur dan jenis dan cara
komunikasi yang efektif.
Dan saya sekarang mengetahui apa itu komunikasi verbal dan nonverbal dan etika dalam berkomunikasi terhadap seseorang.
Dan saya sekarang mengetahui apa itu komunikasi verbal dan nonverbal dan etika dalam berkomunikasi terhadap seseorang.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Komunikasi Antarpribadi
dapat di definisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan
berkembang antar individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu lain
(sebagai komunikan), komunikator dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan
kepada komunikan, sedangkan komunikan dengan gayanya sendiri menerima pesan
dari komunikator
Komunikasi sebagai
proses sosial psikologi dengan mana seseorang mampu menerima sikap dan
pandangan orang lain, bahwa dua orang atau lebih dapat bertukar informasi
selama berlangsungnya proses komunikasi, dimana masingmasing memberikan makna
yang berbeda pada informasi yang diterimanya
B.Saran
Penyusun menyarankan agar mahasiswa
secara khusus dapat menggunakan komunikasi antar pribadi yang efektif dalam
setiap setting kehidupan. Khususnya untuk mahasiswa Bimbingan Konseling agar
dapat mengimplementasikan komunikasi antar pribadi yang efektif dalam proses
konseling dan saat pemberian layanan bimbingan konseling kepada siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Jurnal www.unlock-pdf.com_2011-2-00538-MC BAB
2
Jurnal Chapter II Morrisan.M.A,
Psikologi Komunikasi Universitas Sumatera Utara
0 Response to "Makalah Komunikasi antar pribadi"
Post a Comment