berbagi

Heboh!! klik aja

Makalah Komunikasi antar pribadi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia serta nikmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ”komunikasi antar pribadi” ini dengan baik. Kemudian tidak lupa sholawat serta salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke jalan yang diridhoinya, amin
Tersusunnya tugas ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan beberapa pihak, yaitu:

1.      Ibu retno F,M.Pd sebagai dosen yang telah memberi gambaran tentang pembuatan tugas ini.
2.      Orang tua, yang telah memberi dukungan, semangat dan doa kepada kami dalam mengerjakan tugas dasar dasar pemahaman prilaku ini.
3.      Serta teman-teman dan semua pihak yang telah membantu, sehingga tugas ini bisa selesai sesuai harapan.

              Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, maka dari itu kami mengharap kritik serta saran yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para pembaca.


Metro,     juni 2016

Citra Madian Ramadhani
Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berkomunikasi disetiap situasi itulah hal yang sering kita lakukan dan pasti kita lakukan. Karena manusia sebagai mahluk sosial tak luput dari komunikasi. Suatu proses penyampaian pesan dari sumber terhadap penerima pesan bisa melalui perantara atau media dengan adanya efek-efek atau timbal balik. Dalam konteks komunikasi beragam adanya salah satunya adalah Komunikasi Antar Pribadi. Dimana proses komunikasi yang terjadi antar individu-individu dan biasanya terjadi antara dua orang secara langsung.
Komunikasi antar pribadi adalah suatu proses komunikasi antara pribadi ataupun antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi.
Komunikasi sendiri adalah proses penyesuaian yang terjadi hanya bila komunikator menggunakan sistem isyarat yang sama. Dengan itu, bagaimana kita untuk selalu mampu menyesesuaikan agar terciptanya kesamaan makna. Manusia selalu berkomunikasi dan berkomunikasi yang paling sering dilakukan adalah komunikasi antar pribadi maka, komunikasi sebagai perwujudan kesamaan akan makna perlu dipelajari sebagaimana salah satu karakteristik dari komunikasi antar pribadi itu sendiri adalah komunikasi antar pribadi sesuatu yang dipelajari. Karena semua orang pasti berkomunikasi namun, tidak semua orang memiliki skill dalam berkomunikasi.
B.     Rumusan Masalah
1.  Jelaskan pengertian komunikasi dan komunikasi antar pribadi,unsur komunikasi serta jenis dan bentuk komunikasi ?
2. Jelaskan komunikasi verbal dan nonverbal ?
3. Jelaskan hambatan atau gangguan dalam komunikasi antar pribadi ?
4. Jelaskan komunikasi yang efektif dalam setting umum dan konseling ?
5. Jelaskan etika dalam komunikasi dan berikan contoh aplikasinya minimal 3 contoh ?
6. Apa manfaat yang anda rasakan memperlajari komunikasi antar pribadi ?



C.    Tujuan Masalah
1.  Untuk mengetahui pengertian komunikasi dan komunikasi antar pribadi,unsur komunikasi serta jenis dan bentuk komunikasi
2.  Untuk mengetahui komunikasi verbal dan non verbal
3. Untuk mengetahui hambatan dan gangguan dalam komunikasi antar pribadi
4. Untuk mengetahui komunikasi yang efektif dalam setting umum dan konseling
5. Untuk  mengetahui etika dalam komunikasi dan pengaplikasianya
6. Untuk memberikan pendapat tentang mempelajari komunikasi antar pribadi


















BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Komunikasi

Menurut Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. (2005:41). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, 1 communico, 2 communicatio, atau 3 communicare yang berarti “membuat sama” ( to make common ). Istilah pertama ( communis ) adalah  istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai hal-hal tersebut. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi ( pesan, ide, gagasan ) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Setiap sisi kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Apapun bentuk kegiatannya, manusia selalu melakukan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan dan tidak dapat dihindari yaitu proses komunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan segala keinginannya, sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan fisik, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk lingkungan sosialnya.

Berikut ini beberapa definisi komunikasi menurut para ahli komunikasi :

− “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa?  (Who? Says what? In which channel? To whom? Whith what effect)” (Laswell,
1960).

− “Memberi batasan lingkup communication berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, atau emosi dari seorang atau kelompok kepada yang lain terutama melalui simbol-simbol” (Theodornoson and Theodornoson, 1969).

− “Communication dapat didefinisikan sebagai social interaction melalui pesanpesan”
(Garbner, 1967).
− “Komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati” (Onong Uchyana, 2002).

− “Komunikasi sebagai proses sosial psikologi dengan mana seseorang mampu menerima sikap dan pandangan orang lain, bahwa dua orang atau lebih dapat bertukar informasi selama berlangsungnya proses komunikasi, dimana masingmasing memberikan makna yang berbeda pada informasi yang diterimanya” (Robert E. Park, 1887).
Setelah menelaah beberapa definisi komunikasi yang diungkapkan para ahli diatas,
maka terlihat bahwa komunikasi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Komunikasi juga merupakan kebutuhan integral dan tidak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi yang dapat diungkapkan melalui banyak cara, seperti bahasa lisan, simbol-simbol, gerakan, maupun melalui gambar-gambar tertentu. Intinya, proses komunikasi tidak akan terjadi apabila tidak ada komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, oleh karena itu untuk mencapai proses komunikasi yang efektif perlu diperhatikan unsur atau komponen komponen penting yang sudah mutlak harus ada.

B.Pengertian komunikasi antar pribadi

 Terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa ahli, diantaranya adalah:
a.       Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book (Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback).
b.      Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
c.       Tan mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih. (Liliweri, 1991: 12)



C.Unsur-unsur komunikasi

Dalam komunikasi harus ada unsur-unsur yang mendukung agar dapat
berjalan lancar. Sugiyo (2005: 23-24) menyatakan unsur - unsur komunikasi, yaitu
:
  1. Siapa yang berkomunikasi (sumber atau komunikator) sebagai titik awal proses komunikasi dengan membagi informasi, ide kepada orang lain.
  2. Tujuan, secara umum dapat dikatakan tujuan komunikasi adalah suatu usaha membawa orang lain ke sudut pandang pembicara atau sumber atau komunikator sehingga pada giliranya dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang diharapkan.
  3. Kepada siapa ia berkomunikasi (penerima) adalah seorang yang akan mendengarkan bila seseorang berbicara dan bila seseorang menulis makna penerimanya adalah orang yang membaca. Penerima yaitu sasaran proses komunikasi.
  4. Apa yang ia sampaikan atau pesan. Makna pesan adalah tingkah laku dinyatakan dalam bentuk verbal dan non verbal yang berupa terjemahan, gagasan, maksud, dan tujuan ke dalam suatu sandi atau kode dan merupakan serangkaian simbol sistematik.
D.Jenis-jenis  dan bentuk komunikasi

Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Human Communication,
seperti dikutip oleh Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. (2007:253). Sosiologi
Komunikasi, menjelaskan 3 jenis komunikasi :

·         Model Komunikasi Linier, yaitu jenis komunikasi satu arah (one-way view of communication). Di mana komunikator memberikan suatu stimulus dan komunikan memberikan respons atau tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Seperti teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory), asumsi-asumsi teori ini yaitu ketika seseorang memersuasi orang lain, maka ia “menyuntikkan satu ampul” persuasi kepada orang lain itu, sehingga orang lain tersebut melakukan apa yang ia kehendaki.

·         Model Komunikasi Dua Arah adalah jenis komunikasi interaksional, kelanjutan dari pendekatan linier. Terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender) yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver) yang melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respons balik terhadap pesan dari pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses dua arah (two-way) maupun proses peredaran atau perputaran arah (cyclical process), sedangkan setiap pratisipan memiliki peran ganda, di mana pada satu waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pada waktu lain berlaku sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya.

·         Model Komunikasi Transaksional yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) di antara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masingmasing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi (Sendajaja, 2002)


Bentuk-bentuk Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. (2005:72). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, proses komunikasi dapat digolongkan dalam beberapa bentuk, yaitu :

·         Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal communication)
Komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak kita sadari. Contohnya: berpikir, merenung, dan sebagainya. Komunikasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses komunikasi dua orang, tiga orang, dan sebagainya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain, biasanya kita berkomunikasi dengan diri sendiri terlebih dahulu (mempersepsikan dan memastikan makna pesan orang lain).

·         Komunikasi Interpribadi (Interpersonal communication)
Proses pertukaran informasi antara seseorang dengan paling kurang seseorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan perkataan lain, komunikasi ini adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seorang komunikator kepada perilakunya, karena yang terlibat dalam komunikasi ini hanya dua orang, maka jenis komunikasi ini sering disebut komunikasi diadik (dyadic communication). Komunikasi ini efektivitasnya paling tinggi, karena sifatnya yang timbal balik dan terkonsentrasi.

·         Komunikasi kelompok (Group communication)
Komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.

·         Komunikasi publik (Public communication)
Komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak),yang tidak bisa dikenali satu per satu. Komunikasi ini sering disebut pidato, ceramah, kuliah, (umum), tabligh akbar yang sering disampaikan oleh para pendakwah. Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar untuk komunikasi ini. Komunikasi publik ini biasanya berlangsung formal dan lebih sulit, karena menurut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang.

·         Komunikasi media massa (Mass Media communication)
Sering disingkat menjadi komunikasi massa, adalah komunikasi melalui
penggunaan media. Dalam hal ini adalah media massa seperti majalah, surat kabar,televisi, radio, dan sebagainya.

E. Komunikasi verbal dan non verbal

1. Pengertian komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan cara tertulis atau dengan cara lisan.
Definisi komunikasi verbal yang lainnya adalah suatu jenis dari kegiatan percakapan atau penyampaian pesan maupun informasi yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik itu disampaikannya secara lisan maupun secara tulisan.
Adapun arti yang lainnya dari komunikasi verbal yaitu sebuah proses penyampaian pikiran, pesan ataupun perasaan seseorang kepada orang lain dengan memakai simbol-simbol yang menggunakan satu kata ataupun lebih sebagai medianya, dan media yang umumnya digunakan yaitu bahasa, karena bahasa dapat menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Komunikasi verbal yang melalui lisan bisa di sampaikan kepada penerima informasi dengan menggunakan media, seperti contohnya menyampaikan informasi melalui telepon. Dan komunikasi verbal yang melalui tulisan dilakukan secara tidak langsung antara yang menyampaikan informasi (komunikator) dan penerima informasi (komunikan), misal komunikasinya yang dilakukan dengan menggunakan media seperti surat-menyurat.

2. Pengertian komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah kebalaikan dari komunikasi verbal yaitu suatu proses dari komunikasi yang dimana penyampaian informasi atau pesannya tidak memakai kata-kata komunikasi ini sering disebut juga dengan bahasa isyarat. Bentuk dari komunikasi nonverbal ini memakai gerakan seperti misalnya: bahasa tubuh, ekspresi wajah, dengan kontak mata dan lain sebagainya.
Atau definisi komunikasi non verbal yang lainnya yaitu satu cara penyampaian pesan atau informasi kepada orang lain tanpa menggunakan ucapan atau kata-kata, akan tetapi caranya menggunakan gerakan atau isyarat.
Di dalam kehidupan komunikasi non verbal lebih banyak digunakan daripada komunikasi verbal, di dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi ini ikut di gunakan. Sebab komunikasi non verbal sifatnya tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal terbilang lebih jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang akan di ungkapkan karen komunikasi ini spontan.
Berikut ini contoh komunikasi non verbal:
  • Menggunakan bahasa tubuh, misalnya seperti dengan bersalaman,sentuhan, menanguk-anggukkan kepala dan lain sebagainya.
  • Denagn ekspresi wajah, misalnya dengan senyuman, tertawa dan lain sebagainya.
  • Menggunakan simbol atau lambang-lambang, misalnya seperti pada pakaian yang digunakan menunjukan identitas pemakainya.
F. Hambatan atau gangguan komunikasi antar pribadi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunkasi tidak efektif yaitu :
·         Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
·         Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
·         Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
·         Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
·         Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
·         Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
·         No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

G. komunikasi efektif dalam setting umum dan konseling


            Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklasifikasikan pada:
·         Efek kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dipersepsi oleh komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikan.
·         Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu tapi juga tergerak hatinya.
·         Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, kebiasaan, atau dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berperilaku tertentu dalam arti kita melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).

Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo Liliweri mengutip pendapat Joseph A.Devito mengenai ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu:
a.       Keterbukaan (openness) Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal.
·         Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar.
·         Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
·         Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya.
b.      Empati (empathy) Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal.
c.       Dukungan (supportiveness) Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.
d.      Rasa Positif (positiveness) Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
e.       Kesetaraan (equality) Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. (Liliweri, 1991: 13)

H. Etika dalam komunikasi

Etika dalam bahasa Yunani Kuno adalah Ethos yaitu kebiasaan, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Etika dapat dijelaskan dengan membedakan 3 arti, sebagai berikut :
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat.
Ada 2 jenis etika jika dikaitkan dengan nilai-nilai dan norma-norma yakni :
·         Etika Deskriptif
Etika Deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya. Ia berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, tentang sikap orang dalam menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.
·         Etika Normatif
Etika Normatif berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma. Ia menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek.
Aristoteles dalam Bertens (2001) teorinya yang dikenal tentang moral dan etika, digunakan istilah “ethe” yang pengertiannya adalah mengenai baik-buruknya suatu sifat yang dalam bahasa latin kata “ethikos” diterjemahkan menjadi “mores” yang berarti kebiasaan. Istilah itu kemudian berubah, karena selain kata “ethos” yang berarti kualitas suatu sifat, digunakan juga istilah etos yang berarti suatu cara berpikir dan merasakan, suatu cara bertindak dan bertingkah laku yang member cirri khas kepemilikan seseorang terhadap kelompok dan sekaligus merupakan tugas.
 Istilah yang kedua ini sesuai dengan terjemahannya dalam bahasa latin disebut juga sebagai “moralis” atau adat, kebiasaan. Istilah “moralis” ini kemudian menjadi teknis yang tidak lagi berarti kebiasaan tetapi mengandung makna moral. Sekarang moral selalu dikaitkan dengan kewajiban khusus, dihubungkan dengan norma sebagai cara bertindak yang berupa tuntutan yang relatif dan mutlak. Jadi, moral merupakan wacana normatif dalam kajian buruk dan baiknya suatu etika.
I.bentuk pengaplikasian etika dalam komunikasi
1.      Seorang guru berbicara dengan siswanya dan memberi himbauan kepada siswa yang melanggar tata tertib yang sudah ditetapkan di sekolah
2.      Seorang klien berkonsultasi ke konselor dengan fakta yang sebenar benarnya dihadapi klien
3.      Seorang dosen memberikan arahan kepada peserta didik sesuai dengan nilai nilai dan norma norma yang berlaku

J.Manfaat komunikasi antar pribadi
Menurut saya sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari hari maupun untuk menghadapi klien yang bermasalah.Di komunikasi antar pribadi ini saya mendapatkan ilmu yang bermanfaa tetnang apa itu komunikasi,komunikasi antar pribadi, unsur dan jenis dan cara komunikasi yang efektif.
Dan saya sekarang mengetahui apa itu komunikasi verbal dan nonverbal dan etika dalam berkomunikasi terhadap seseorang.




BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Komunikasi Antarpribadi dapat di definisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan berkembang antar individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu lain (sebagai komunikan), komunikator dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada komunikan, sedangkan komunikan dengan gayanya sendiri menerima pesan dari komunikator
Komunikasi sebagai proses sosial psikologi dengan mana seseorang mampu menerima sikap dan pandangan orang lain, bahwa dua orang atau lebih dapat bertukar informasi selama berlangsungnya proses komunikasi, dimana masingmasing memberikan makna yang berbeda pada informasi yang diterimanya

B.Saran
Penyusun menyarankan agar mahasiswa secara khusus dapat menggunakan komunikasi antar pribadi yang efektif dalam setiap setting kehidupan. Khususnya untuk mahasiswa Bimbingan Konseling agar dapat mengimplementasikan komunikasi antar pribadi yang efektif dalam proses konseling dan saat pemberian layanan bimbingan konseling kepada siswa.





DAFTAR PUSTAKA
 Jurnal www.unlock-pdf.com_2011-2-00538-MC BAB 2
Jurnal Chapter II Morrisan.M.A, Psikologi Komunikasi Universitas Sumatera Utara




0 Response to "Makalah Komunikasi antar pribadi"

Post a Comment

Trending Stories

wdcfawqafwef