berbagi

Heboh!! klik aja

Makalah Bimbingan dan Konseling (Pengajaran Remedial)


MAKALAH BIMBINGAN KONSELING BELAJAR
“PENGAJARAN REMEDIAL”
Dosen Pengampu : Hadi Pranoto, M.Pd.


 

                                                                                            
                            
                          Disusun oleh                   :
                          Dessy RahmaFhany     : 15130060
       Citra Madian R.            : 15130048
       Ni Made Lestari            : 15130041



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN S1 BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AJARAN 2015/2016







KATA PENGANTAR


            Puji syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat dan sempat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bimbingan Konseling Belajar yang berjudul “Pengajaran Remedial”
            Shalawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman . Tentunya dalam penulisan makalah ini dengan segala keterbatasan dan tidak lepas dari kekurangan. Sekiranya rekan-rekan sekalian dapat memaklumi dan memberikan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan kita semua. Amin.


      Metro, 8 September 2016



                    Kelompok VII














BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Dalam kegiatan  pembelajaran termasuk pembelajaran mandiri selalu dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan penguasaan materi pembelajaran  yang telah ditentukan. Secara garis besar kesulitan dimaksud dapat berupa kurangnya pengetahuan, kesulitan memahami materi pembelajaran, maupun kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas latihan dan menyelesaikan soal-soal ulangan.
Agar peserta didik dapat memecahkan kesulitan tersebut perlu adanya bantuan. Bantuan dimaksud berupa pemberian pembelajaran remedial atau perbaikan. Untuk keperluan pemberian pembelajaran remedial perlu dipilih strategi dan langkah-langkah yang tepat setelah terlebih dahulu diadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Adapun masala yang kami bahas dalam makalah ini adalah:
1.    Jelaskan apa pengertian remedial?
2.    Bagaimanakah tahapan pengajaran remedial dan peluang layanan bimbingan dan konseling?

1.3  TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan yang hendak kami capai dalam makalah ini adalah:
1.    Agar pembaca dalam memahami pengertian remedial
2.    Agar pembaca adapat memahami tahapan pengajaran remedial dan peluang layanan bimbingan dan konseling
3.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan konseling belajar

1.4  MANFAAT PENULISAN
Adapun maanfaat yang hendak kami capai dalam makalah ini adalah pembaca dapat mengerti tentang pengejaran remedial.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGAJARAN REMEDIAL
A. PENGERTIAN REMEDIAL
Pembelajaran menurut Corey, adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.Remedial berasal dari kata remedy (Bahasa Inggris) yang berarti obat, memperbaiki, atau menolong.
Dalam kamus Bahasa Inggris kata remedial berarti yang berhubungan dengan .Dengan demikian yang dimaksud pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang berbentuk perbaikan, atau suatu bentuk pengajaran yang membuat menjadi baik. Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. 
Remedial diartikan sebagai pengobatan, penawaran, serta penyembuhan yang berhubungan dengan perbaikan. Dalam pengertian yang lebih luas pengajaran remedial yaitu pengajaran yang bersifat kuratif (penyembuhan) dan atau korektif (perbaikan). Jadi pengajaran remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan atau memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi penghambat atau yang dapat menimbulkan masalah atau kesulitan belajar bagi peserta didik. Sedangkan menurut Prayitno remedial merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka
Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pembelajaran dan membuatnya lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik yang lamban maupun kesulitan dalam belajar untuk memperbaiki kekurangannya sehingga mereka berada kembali setingkat dengan teman lainnya.
Pengajaran remedial (remedial teaching) secara etimologis berasal dari kata remedy (Inggris) yang artinya menyembuhkan, membetulkan, perbaikan, pengulangan. Sedangkan teaching adalah mengajar, cara mengajar atau mengajarkan. Pengajaran remedial secara terminologis adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang bersifat menyembuhkan atau perbaikan ke arah pencapaian hasil yang diharapkan.
Pengajaran remedial menurut Abd. Rachmat Abror adalah bentuk pengajaran perbaikan yang diberikan kepada seseorang siswa untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya. Menurut Abin Syamsuddin, pengajaran remedial adalah sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa (dengan kerakter) tertentu lebih mampu meningkatkan prestasi seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, pengajaran remedial adalah suatu bentuk khusus pengajaran yang bersifat menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, pengajaran remedial adalah suatu layanan pendidikan atau suatu bentuk program pembelajaran yang dilaksanakan dengan perlakuan khusus yang diberikan guru pada siswa yang mengalami kesulitan dan hambatan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa tersebut mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan
B. TUJUAN, FUNGSI dan  CIRI-CIRI PENGAJARAN REMEDIAL
     Dalam pengajaran remedial adanya proses yang terjadi antara guru (subjek) dan siswa (objek), yaitu terjadinya proses interaksi dan pentransferan ilmu pengetahuan untuk tujuan tersebut, guru harus menguasai kompetensi peserta didik. 
Tujuan remedial secara terperinci yakni:
1.    Agar peserta didik dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya dan dapat mengenal kelemahannya dalam mempelajari suatu bahan pembelajaran.
2.    Agar peserta didik dapat memperbaiki dan mengubah cara belajar ke arah yang lebih baik.
3.    Agar peserta didik dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4.    Agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil yang lebih baik.
5.    Agar peserta didik dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya, setelah ia mampu menguasai hambatan-hambatan yang menjadi penyebab kesulitan belajar.
Tujuan pengajaran remedial menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriono secara umum tidak berbeda dengan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses perbaikan.Tujuan pembelajaran remedial adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan memperbaiki prestasi belajarnya.

Adapun fungsi pengajaran remedial antara lain:
1.    Fungsi korektif
Fungsi korektif adalah dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam proses pembelajaran. Sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru membuat perencanaan pembelajaran agar memperoleh hasil yang diharapkan. Dengan demikian, guru dapat mengetahui perbedaan individual siswa dan kesulitan belajar siswa tersebut.
2.    Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu memungkinkan guru, siswa dan pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi siswa.10 Kepribadian siswa sangat mempengaruhi hasil belajarnya. Oleh karena itu, guru atau pihak lain dapat memahami kepribadian pada diri siswa atau perbedaan pada masing-masing siswa.
3.    Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian yaitu pengajaran remedial dapat membentuk siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil lebih baik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan sehingga termotivasi untuk belajar.
Adapun pelaksanaan program ini dapat dilakukan secara relevan dengan tingkat yang dimiliki siswa dikarenakan faktor individual siswa dalam memahami suatu bidang studi. Maka fungsi penyesuaian ini memungkinkan individual siswa dengan karakter tertentu dapat termotivasi untuk belajar.
4.    Fungsi pengayaan
Fungsi pengayaan yaitu dapat memperkaya proses belajar mengajar. Pengayaan dapat melalui atau terletak dalam segi metode yang dipergunakan dalam pengajaran remedial sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak, lebihdalam atau dengan singkat prestasi belajarnya lebih kaya. Adanya daya dukung fasilitas teknis, serta sarana penunjang yang diperlukan. Sasaran pokok fungsi iniialah agar hasil remedial itu lebih sempurna dengan diadakannya pengayaan. Semakin banyak hasil belajar yang diperoleh dan semakin dalam ilmu yang didapat, maka prestasi belajarnya pun semakin meningkat.
5.    Fungsi terapetik
Fungsi terapetik yaitu secara langsung ataupun tidak, pengajaran perbaikan dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi kepribadian yang menyimpang. Penyembuhan ini dapat menunjang penyampaian prestasi belajar dan pencapaian prestasi yang baik dapat mempengaruhi pribadi.

Ciri-ciri pembelajaran remedial menurut Usman dan Setiawati yang dibandingkan dengan pengajaran biasa (regular):
1.      Kegiatan pembelajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan semua mahasiswa ikut berpartisipasi. Pembelajaran remedial diadakan setelah diketahui kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan khusus.
2.      Tujuan pembelajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua mahasiswa. Pembelajaran remedial tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa.
3.      Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa sama untuk semua mahasiswa, sedangkan metode pembelajaran remedial bersifat diferensial disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar.
4.      Pendekatan dan teknik pembelajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa, sedangkan pembelajaran biasa bersifat umum dan sama.
5.      Alat dan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa, sedangkan pembelajaran biasa evaluasinya menggunakan alat yang bersifat seragam dan kelompok.


C. TAHAP PENGAJARAN REMEDIAL dan PELUANG LAYANAN BIMBINGAN dan KONSELING
            Prosedur Pembelajaran Remedial
Secara garis besar prosedur pembelajaran remedial dikelompokkan menjadi 4 tahap yaitu :
1.   Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatankegiatan berikutnya dan menemukan kesulitan yang dihadapi (diagnosis). Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik yang meliputi : letak kesalahan menyelesaikan masalah, kesulitan  yang dihadapi, dan faktorfaktor penyebab timbulnya kesulitan tersebut.
2.   Menentukan tindakan yang harus dilakukan (prognosis). Merupakan langkah untuk memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengatasi kesulitannya.
3.   Treatment (pelaksanaan bantuan). Berdasarkan skala prioritas yang diberikan pada langkah prognosis, guru mencoba untuk memberikan bantuan dengan teknik atau cara bantuan yang paling efisien dan efektif. Bantuan yang efektif dan efisien adalah bantuan yang diperkirakan memberikan hasil paling tinggi, dengan waktu, biaya, dan peralatan yang paling hemat.
4.   Melakukan evaluasi kembali sudah sejauh mana pengajaran remedial tersebut telah dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan yang paling utama dari evaluasi ini adalah dipenuhinya criteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan, misalnya 75 % atau 80 % (tergantung dari kebijakan dari masing-masing sekolah). Bila terenyata masih belum berhasil, hendaknya dilakukan kembali diagnosis, prognosis, dan pengajaran remedial berikutnya. Siklus yang sama akan terus berlanjut hingga kriteria minimal kelulusan telah terpenuhi.

Prosedur Pelaksanaan Remedial yang Efektif
Untuk memperlancar pengajaran remedial dengan sempurna sehingga hasil yang diinginkan tercapai lebih baik, maka pelaksanaan harus melalui langkahlangkah yang tepat dan sistematis. Adapun prosedur pengajaran remedial yaitu:
1.    Meneliti kembali kasus
Meneliti kembali kasus adalah mendiagnosis kasus kesulitan belajar dengan kriteria di bawah minimal yang dicapai dari hasil belajarnya. Meneliti kembali kasus dengan permasalahannya merupakan tahapan paling fundamental dalam pengajaran remedial karena merupakan landasan titik tolak langkah-langkah berikutnya.
Adapun tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan atas penelitian kasus akan dapat ditentukan siswasiswa yang perlu mendapatkan pengajaran remedial. Kemudian ditentukan besarnya kelemahan yang dialami dan dalam bidang studi apa saja mengalami kelemahan.
Dalam hadist Rasulullah allallāhu ‘alayhi Wasallam mengatakan:
صلى لله علیھ وسلم: المؤمن القوي خیر وأحب إلى لله من 􀁐 عن أبى ھریرة رضى لله عنھ قال: قال رسول
المؤمن الضعیف.(رواه ابن ماجة)
Artinya:“Dari Abu Hurairah Raiyallāhu ‘anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah allallāhu ‘alayhi Wasallam: “Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada orang mukmin yang lemah ”. (H. R. Ibnu Majah). Berdasarkan hadist di atas dapat dipahami bahwa orang yang lemah akan menjadi beban bagi orang lain, orang lemah bukan hanya dilihat dari segi fisiknya. saja, tetapi juga dari ilmu pengetahuan.Sedangkan orang yang kuat baik dari fisik maupun ilmu pengetahuannya, ia mampu mengatasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar. Untuk mengatasi hal tersebut salah satu solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar adalah membutuhkan pengajaran remedial yang mampu memberikan potensi yang lebih baik.
Dalam pengajaran remedial, langkah ini merupakan tahapan paling fundamental karena merupakan landasan pangkal tolak langkah- langkah berikutnya. Sasaran pokok langkah ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas (definit) mengenai karakteristik kasus berikut permasalahannya untuk memperoleh gambaran yang lebih definitfasilitas alternatif tindakan remedial yang direomendasikan, sesuai dengan sasaran pokok tersebut maka kegiatan di dalam langkah ini difokuskan kepada suatu analisis rasional atas hasil diagnosis yang telah dilakukan atau rekomendasi dari pihak lain (guru, petugas BP dan sebagainya). Analisis ini merupakan kegiatan pengecekan kembali terhadap:
A.    Kebenaran dan kelengkapan data/ informasi yang mendukung pernyataan atau penjelasan tentang karakteristik kasus serta permasalahannya,
B.    Relevansi antara tafsiran dan kesimpulan yang dibuat dengan data pendukungnya serta konsistensinya antara berbagai data satu sama lain.
C.   Ketepatan prakiraan berdasarkan hasil diagnosis yang didukung oleh data yang relevan.
D.   Visibilitas dari setiap alternatif pengajaran remedial yang direkomendasikan.

2.    Menentukan tindakan yang harus dilakukan
Menentukan tindakan yang harus dilakukan yaitu menentukan alternatif pilihan yang relevan dengan karakteristik kasus yang ditangani. Langkah ini merupakan lanjutan dari langkah pertama. Dari hasil penelaah dan penelitian kembali kasus yang dilakukan pada langkah pertama itu akan diperoleh karakteristik kasus yang ditangani tersebut, yaitu dapat diklasifikasikan ke dalam tiga golongan yaitu berat, cukup, dan ringan. Dikatakan kasus berat jika siswa belum memiliki cara belajar yang baik, juga memiliki hambatan emosional. Kasus yang cukup adalah jika siswa telah mampu menemukan pola belajar tetapi belum dapat berhasil karena ada hambatan psikologis. Sedangkan pada kasus ringan jika siswa belum menemukan cara belajar yang baik. Setelah karakteristik harus ditentukan, maka tindakan pemecahan perlu dipikirkan, yaitu sebagai berikut:
a.   Kalau kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikan pengajaran remedial.
b.   Kalau kasusnya cukup dan berat, maka sebelum diberikan pengajaran remedial harus diberi layanan konseling lebih dahulu, yaitu untuk mengatasi hambatanhambatan emosional yang mempengaruhi cara belajarnya.
Langkah ini merupakan lanjutan dari hasil pengkajian yang dilakukan pada langkah pertama itu akan diperoleh kesimpulan mengenai dua hal pokok penting yaitu:
1.   Karakteristik khusus yang akan ditangani secara umum, dapat dikategorikan pada salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu :
·         kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan hanya memiliki kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan pola strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien.
·         kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan disamping memiliki kesulitan dalam mengembangkan dalam menemukan dan mengembangkan pola strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien itu, juga dihadapkan pada hambatan potensial psokologis (ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis) dalam penyesuaian dengan dirinya dan lingkungan.
·         kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan telah memiliki kecenderungan ke arah kemampuan menemukan dan mengembangkan pola-pola strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien, namun terhambat oleh kondisi ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis, dan faktor instrumental-environmental lainnya.
2.   Alternatif pemecahannya lebih strategis jika:
·         Langsung ke langkah keempat (pelaksanaan pengajaran remedial). Misalnya: jika kasusnya termasuk kategori pertama atau.
·         Harus menempuh dahulu langkah ketiga (layanan konseling/ psikoterapi) sebelum lanjut ke langkah keempat (pelaksanaan pengajaran remedial) apabila misalnya kasus termasuk kateegori kedua (pilihan alternatif tindakan) atau ketiga.
Jadi, sasaran pokok kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah membuat suatu keputusan pilihan alternatif mana yang harus ditempuh berdasarkan pertimbangan rasional yang cermat. Dalam proses pengambilan keputusan ini ada beberapa prinsip- prinsip sebagai berikut:
1.    Efektifitas, dalam artian lebih mampu untuk mencapai tujuan pengajaran remedial yang diharapkan.
2.    Efisiensi, dalam arti lebih memerlukan usaha dan pengorbanan serta fasilitas seminimal mungkin dengan hasil yang diharapkan semaksimal mungkin.
3.    Keserasian, dalam arti keseuaian dengan :
§  jenis karakteristik, intensitas, dan latar belakang permasalannya,
§  jumlah, jenis, dan sifat kepribadian khusus,
§  tingkat penguasaaan teori, kemahiran praktek, dan sifat kepribadian guru yang akan menanganinya,
§  kesediaan daya dukung fasilitas teknik yang diperlukan,
§  kesediaan daya dukung sarana penunjang / lingkungan yagn diperlukan,
§  waktu dan kesempatan yang tersedia pada pihak-pihak yang bersangkutan.

3.    Pemberian layanan bimbingan dan konseling
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh guru/konselor kepada siswa melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar siswa memiliki kemampuan atau kecakapan dalam melihat dan menemukan masalahnya serta mampu menyelasaikan masalahnya sendiri. Memberikan arahan atau interaksi antara guru dan siswa dalam memecahkan suatu masalah yang menjadi hambatan mental emosional dalam menghadapi kegiatan belajar.
Pelayanan bimbingan dan konseling yaitu untuk memberikan jasa, manfaat atau kegunaan, ataupun keuntungan-keuntungan tertentu kepada individu-individu yang menggunakan pelayanan tersebut. Tujuan dari layanan ini adalah mengusahakan terciptanya kesehatan agar siswa yang menjadi kasus itu terbebas dari hambatan mental emosional dan ketegangan batinnya, kemudian siap sedia kembali menghadapi kegiatan belajar secara wajar dan realistis.

4.    Pelaksanaan pembelajaran remedial
Pelaksanaan pembelajaran remedial merupakan suatu program yang diberikan guru untuk memperbaiki prestasi belajar siswa yang dibawah kriteria ketuntasan minimal. Program ini sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa (dengan karakter) tertentu lebih mampu meningkatkan prestasi seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan. Sasaran pokok pada langkah ini adalah peningkatan prestasi maupun kemampuan menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan keberhasilan yang telah ditetapkan.
5.    Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar
Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi adalah dengan mengadakan tes terhadap perubahan pribadi siswa untuk mengetahui proses pengajaran remedial secara menyeluruh. Langkah ini adalah melakukan pengukuran terhadap perubahan pada diri siswa yang diberikan pengajaran remedial. Apakah ia sudah mencapai apa yang direncanakan pada kegiatan pelaksanaan remedial atau belum. Maka untuk mengetahui hal itu perlu dilakukan pengukuran terhadap prestasinya kembali dengan alat post-tes atau tes sumatif yang seperti dipergunakan pada proses belajar mengajar yang sesungguhnya.
6.    Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik
Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik adalah menafsirkan dengan membandingkan kriteria seperti pada proses belajar mengajar yang sesungguhnya.
Adapun dari hasil penafsiran itu dapat terjadi 3 kemungkinan dan rekomendasi yang dapat diberikan yaitu:
a.    Kasus menunjukkan peningkatan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diharapkan, maka selanjutnya diteruskan ke program berikutnya.
b.    Kasus menunjukkan peningkatkan prestasi, namun belum memenuhi kriteria yang diharapkan, maka diserahkan pada pembimbing untuk diadakan pengayaan.
c.    Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti dalam hal prestasi, maka perlu didiagnosis lagi untuk mengetahui letak kelemahan pengajaran remedial untuk selanjutnya diadakan ulangan dengan alternatif yang sama.
7.    Pengayaan (Tugas Tambahan)
Pengayaan adalah memperkaya ilmu pengetahuan atau memperluas ilmu pengetahuan siswa dengan memberi tugas tambahan, baik tugas yang dikerjakan di rumah maupun tugas yang dikerjakan di kelas. Langkah ini sama dengan langkah ketiga dan bersifat pilihan (optimal) yang kondisional. Sasaran pokok langkah ini ialah agar hasil remedial itu lebih sempurna dengan tindakan pengayaan. Adapun prosedur pelaksanaan remedial menurut Muhammad Entang adalah identifikasi kasus dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan belajar tidak akan bermanfaat apabila tidak diikuti dengan tindakantindakan yang dapat membantu para siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sebelum mengambil tindakan-tindakan tersebut seorang guru perlu merencanakan cara yang menurut pertimbangannya akan dapat membantu siswa. Rencana yang disusun hendaknya didasarkan pada hasil identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan belajar.
            Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa melaksanakan pembelajaran remedial berdasarkan prosedur-prosedur yang telah ditentukan agar proses pembelajaran tersebut berjalan dengan lancar sehingga menemukan letak kesulitan belajar pada diri siswa dan melaksanakan pembelajaran remedial.
    
2.2  ANALISIS PEMBAHASAN
Pengajaran remedial sangat penting dalam pembelajaran siswa. Hal ini karena pengajaran remedial sangat membantu guru serta murid dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkaan. Pengajaran remedial ini akan sangat membantu siswa dalam hal kurangnya nilai atau sikap yang kurang baik dalam kehidupan sehari-hari maka dari itu pengjaran remedial sangat dibutuhkan guna untuk memperbaiki sikap dan nilai dari peserta didik itu sendiri. Secara umum tujuan kegiatan remdiasi adalah sama dengan pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga siswa dapat mncapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa yang belum tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya.
Remedial berfungsi sebagai korektif, sebagai pemahaman,sebagai pengayaan, sebagai., sebagai Fungsi akselerasi( percepatan belajar), dan berfungsi sebagai trapiutik ( melalui kegiatan remedial, guru dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa yang berkaitan dengan aspek sosial dan aspek pribadi, seperti merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar, sering merasa rendah diri, atau terisolasi dalam pergaulan dan teman sejawatnya, dengan remedial, dapat membantu rasa percaya diri siswa, sehingga bersangkutan dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik).
 Peserta didik yang masuk dalam pengajaran remedial biasanya memiliki: (a) kemampuan mengingat relatif kurang; (b) perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain disekitarnya pada saat belajar; (c) secara relatif lemah kemampuan memahami secara menyeluruh (d) kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar (e) kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya; (f) lemah dalam kemampuan pemecahan masalah; (g) sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi; (h) mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak; (i) gagal menghubungkan suatu konsep lainnya yang relevan; (j) memerlukan waktu relatif lama dari pada yang lainnya untuk menyelesaikan tugas-tugas (Kunandar, 2008).
Hakikat pengajaran remedial adalah untuk membantu siswa dalam menangani kesulitan belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial menekankan akan adanya perbaikan dari siswa yang akan menjalankan pengajaran remedial. Guru melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para siswa agar terjadinya perbaikan dari kesulitan belajar siswa tersebut.
Sifat pokok kegiatan pembelajaran remedial ada tiga yaitu: (1) menyederhanakan konsep yang komplek (2) menjelaskan konsep yang kabur (3) memperbaiki konsep yang salah tafsir. Beberapa perlakuan yang dapat diberikan terhadap sifat pokok remedial tersebut antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian rangkuman, dan advance organizer, pemberian tugas dan lain-lain.
Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan guru dalam pengajaran remedial ini dapat diperhatikan sebagai berikut:
1.   Penyiapan pembelajaran: proses identifikasi kebutuhan siswa dan menyiapkan rencana pembelajaran agar efektif.
2.   Merancang berbagai kegiatan pembelajaran remedial untuk siswa dengan bervariasi
3.   Merancang belajar bermakna, misalnya kuis games dan sebagainya
4.   Pemilihan pendekatan pembelajaran
5.   Memberikan arahan yang jelas untuk menghindari kebingungan siswa
6.   Merumuskan gagasan utama sesuai dengan kesulitan yang dialami siswa
7.   Meningkatkan keinginan belajar dan motivasi kepada siswa
8.   Mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kelas
9.   Memfokuskan pada proses belajar
10.          Memperlihatkan kepedulian terhadap individu siswa (Kunandar, 2008)

2.3  INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM
Sebaik-baik manusia adalah, yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Hitung-hitunglah diri kalian, sebelum kalian dihitung (Umar bin Khottob).
Siapa saja yang mengerjakan kebaikan (amal shaleh) baik lelaki maupun wanita, dan ia beriman, maka baginya kehidupan yang lebih baik. (QS:16:97).
Dan berjihadlah kalian dengan harta dan jiwa kalian ...
Dan persiapkanlah oleh kalian segala kekuatan ... (Al Qur’an 8:60).
Siapa saja yang berbuat (to create process and product) kebajikan maka baginya pahala dan pahala orang yang mengikutinya (memanfaatkannya) ...
Allah mencintai orang yang selalu bekerja dan berusaha.
Tidak seorangpun yang akan memperoleh kehidupan yang lebih baik daripada orang yang memperoleh penghasilan dengan tangannya sendiri. Nabi Daud pun memperoleh nafkah penghidupan dari tangannya sendiri.
Barang siapa yang memudahkan urusan seorang muslimin, Allah akan memudahkan urusannya di hari kiamat.
Orang yang cerdas ialah yang meng
hisab dirinya dan berbuat untuk kepentingan sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah yang membiarkan dirinya mengikuti hawa nafsunya. (Hadits).
Setiap manusia hendaknya selalu memperhatikan apa, siapa, ke arah mana dan bagaimana dirinya dalam pentas kehidupan ini. Dengan mengetahui semua hakikat jawaban itu niscaya ia akan mendapatkan setengah dari makna kehidupan itu sendiri. Dan tatkala ia telah menemukan siapa dirinya, maka yang muncul ke permukaan kesadaran adalah kerapuhan dan kelemahan dirinya di hadapan bentangan alam kehidupan yang bermula dari dunia sampai tak berujung di negeri akhirat nanti. Dengan demikian, manusia sejati adalah manusia yang selalu menyadari kelemahan dan kerapuhan dirinya sehingga ia selalu berusaha terus menerus memperbaiki diri, sampai ia datang ke hadapan Penguasa kehidupan ini dengan penuh ketenangan:
"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah ke haribaan robbmu dengan keridlaan ..." (QS 89: 27-30).
Sesungguhnya inti perbaikan diri adalah pembersihan jiwa (tazkiyatunnafs), yang apabila sang jiwa sudah bersih maka unsur pembentuk diri yang lainpun akan ikut terkoreksi.
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mencemarkannya. (QS AsSyams: 9-10).
Dan proses menyucikan jiwa harus menyeluruh, dalam arti, bahwa pembersihan jiwa merupakan perbaikan seluruh dimensi kepribadian yang membentuk diri kita sebagai orang yang beriman dan bertaqwa.
Perbaikan diri hendaknya mengarah kepada kesuksesan dan kejayaan hidup sesuai dengan perspektif Al Qur’an. Bila kita rujuk surah Al Hajj ayat 77, maka Allah memberikan gambaran bahwa kesuksesan itu dapat diraih melalui dua pilar kegiatan:

·       Meningkatkan hubungan dengan Allah SWT melalui serangkaian ibadah yang berkualitas
·       Meningkatkan kinerja ‘amal khoir, yang berorientasi pada kemaslahatan hidup dan kehidupan ummat.
Sesungguhnya, dengan mengacu kepada kedua pilar itu arah kejayaan hidup menjadi sangat terang dan jelas, dan langkah-langkah perbaikan diri dapat dikembangkan berdasarkan kedua pilar tersebut dalam rangka mempersiapkan diri meraih kesuksesan dan kejayaan. Langkah-langkah perbaikan diri tersebut meliputi:

Perbaikan Ruhiyah
Perbaikan aspek ini penting dilakukan untuk meningkatkan pengendalian diri (nafsu) menghadapi segala rangsangan kehidupan dunia yang menggiurkan maupun ancaman kehidupan yang mengguncangkan. Inti perbaikan ruhiyah adalah meningkatnya hubungan dengan Allah SWT melalui serangkaian kegiatan hati, lisan dan amal perbuatan. Dengan meningkatknya hubungan dengan Allah SWT, maka akan didapatkan banyak hal positif: 
·                      Kemudahan mendapat ilmu (QS 2: 282)
·                      Kemudahan menganalisis segala fenomena kehidupan (QS 8: 29)
·                      Kemudahan menemukan pemecahan masalah (QS 65: 4)
·                      Kemudahan mendapatkan jalan keluar (QS 65: 2)
·                      Kemudahan mendapatkan fasilitas kehidupan (QS 65: 3)
·                      Keberkahan hidup (QS 7: 172)
·                      Ketenteraman hati.

Sebaliknya, kerenggangan hubungan dengan Allah SWT akan mendapatkan kehidupan yang sempit (ma’isyatan dhonka). Oleh karena itu hal yang segera harus ditegakkan dalam membina hubungan dengan Allah SWT adalah peningkatan kualitas kewajiban fardhu dan memperkayanya dengan amal nawafil.
"Bila hamba-Ku mendekati Aku dengan sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan jika mendekat kepada-Ku sehasta Aku mendekat kepadanya sedepa, dan jika datang kepada-Ku berjalan, Aku datang kepadanya berjalan cepat. (Hadis Qudsi).
Perbaikan ruhiyah dalam perspektif tazkiyatunnafs Imam Ghazali mengikuti urut-urutan sebagai berikut:
Muroqobah: jiwa yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT sehingga ia selalu takut berbuat segala sesuatu yang menimbulkan kemarahanNya.
Muhasabah: jiwa yang selalu memperhitungkan dan mempertimbangkan segala amalannya dalam perspektif kehidupan akhirat.
Mu’aqobah: jiwa yang selalu menghukum dirinya apabila terlanjur khilaf berbuat maksiyat (salah).
Mujahadah: jiwa yang selalu sungguh-sungguh dalam beramal ibadah.

Perbaikan Tsaqofiyah
Peningkatan kualitas diri seseorang sejajar dengan keluasan wawasan dan kedalaman ilmu pengetahuan yang dikuasainya. Rasulullah SAW mewajibkan kaum muslimin untuk menuntut ilmu sepanjang hayat. Belajar tiada henti.
"Tuntutlah ilmu, dari ayunan hingga liang lahat."
"Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan di antara kalian."

"Samakah orang-orang yang berpengetahuan dan mereka yang tidak berpengetahuan?"

Sebaiknya setiap kita meningkatkan pengetahuan dasar tentang:
·                      Fiqhul ibadah, dengan memperbandingkan berbagai pendapat mazhab
·                      Manhaj ikhwan melalui serangkaian referensi utama dan penunjang
·                      Pandangan Islam terhadap Ekonomi, Politik, Sosial, Psikologi, Seni Budaya, Hukum dan Keluarga
·                      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer
·                      Perkembangan sosial, budaya, hukum dan politik kontemporer.

Di sisi lain, setiap al akh hendaknya menguasai secara baik satu bidang ilmu yang menjadi core competencenya, sehingga orang dapat merujuk kepadanya mengenai permasalahan yang menjadi kompetensinya.

Perbaikan Fisikal
"Sesungguhnya Allah lebih menyukai orang mu’min yang kuat ketimbang orang mu’min yang lemah." (Hadits).
Tentu saja perbaikan diri juga menyentuh aspek fisikal, karena tubuh yang kuat dan sehat merupakan modal utama untuk berbuat banyak hal yang bermanfaat. Tubuh yang kuat merupakan salah satu karakteristik utama dalam kepemimpinan (leadership). Allah SWT menyebutkan hal tersebut dengan istilah: 
·                      qowwiyul amien (kuat dan terpercaya) (QS 28: 26)
·                      bashthotan minal ‘ilmi wal jism (mumpuni dalam ilmu dan jasad) (Tholut).

Dan Imam Syahid Hasan Al Banna mewasiatkan kepada para kader ikhwan agar selalu menjaga kesehatan tubuh dengan melakukan pemeriksaan kesehatan (0medical check up) paling tidak setiap 6 bulan sekali dan menganjurkan untuk tidak mengkonsumsi minuman yang cenderung melemahkan tubuh. Dengan tubuh yang sehat dan bugar maka kualitas amal ibadah dan amal khidmah kita akan semakin meningkat kualitas maupun kuantitasnya.

Perbaikan Sikap dan Keterampilan Produksi
Perbaikan diri yang tidak kalah pentingnya adalah yang terkait dengan sikap dan keterampilan dalam bekerja, karena dengan bekerjalah Allah akan memberikan balasannya (jazaa’an bima kanuu ya’malun).
Bekerja dalam konteks amal sholeh harus memperhatikan efisiensi dan efektifitas yang pada gilirannya akan melahirkan produktivitas. Untuk dapat bekerja secara produktif diperlukan sikap mental produktif.
Allah suka apabila kalian bekerja, maka ia bekerja dengan rapih ...
Allah menetapkan kepada kalian agar bekerja dengan ihsan. (Al Hadits).
Seseorang tidak mendapatkan sesuatu kecuali apa yang telah diusahakannya. (QS 53: 39).
Bagi seorang laki-laki ada manfaat dari apa yang ia usahakan, dan bagi wanita ada bagian dari apa yang mereka usahakan. (QS 4: 32).
Ada jaminan bagian untuk orang yang berusaha dan bekerja keras. (QS 41: 10).
Allah sekali-kali tidak akan mengubah nasib suatu bangsa, sehingga bangsa itu mengubahnya sendiri. (QS 13: 11).
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan. (QS 94: 6).
Kami telah menciptakan manusia dan menguatkan persendian mereka. (QS 76: 28).
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebajikan)nya maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (QS 101: 6-7).

Gambaran Alqur’an tentang sikap produktif dalam bekerja diperjelas dengan kisah-kisah para nabi yang bekerja sesuai dengan kemampuannya, namun mencerminkan sikap mental dan perilaku yang sangat produktif. Lihat kisah:
·                      Nabi Musa bekerja kepada nabi Syu’aib (28: 27)
·                      Nabi Khaidir menegakkan rumah yang roboh (18: 77)
·                      Nabi Daud membuat baju besi (34: 10-11)
·                      Nabi Nuh membuat bahtera (11: 37-38)
·                      Nabi Dzulqarnain membuat dinding besi (18: 95-96)
Seorang pakar SDM menyebutkan bahwa ciri-ciri individu yang produktif adalah:
·                      Secara konstan selalu mencari gagasan-gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian tugas yang lebih baik lagi
·                      Selalu memberi saran-saran untuk perbaikan secara sukarela
·                      Menggunakan waktu secara efektif dan efisien
·                      Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu
·                      Bersikap positif terhadap pekerjaannya
·                      Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang baik sebagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik
·                      Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui dorongan dari dalam
·                      Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik
·                      Mau mendengar ide-ide orang lain yang lebih baik
·                      Hubungan antar pribadi dengan semua tingkatan dalam organisasi berlangsung dengan baik
·                      Sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya-biaya
·                      Mempunyai tingkat kehadiran yang baik (tidak banyak absen dalam pekerjaannya)
·                      Seringkali melampau standar yang telah ditetapkan
·                      Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat
·                      Bukan merupakan tipe orang yang selalu mengeluh dalam bekerja.


Perbaikan Hubungan Sosial (Ittishol Ijtima’iyah)
Perbaikan diri seorang da’i akhirnya bermuara pada hubungannya dengan komunitas masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya. Pentingnya menjaga hubungan dengan masyarakat sekitar mendapat perhatian yang tinggi dalam Islam, terlihat dari bagaimana Allah SWT dan RasuluLlah SAW memandang masalah ini dalam konteks hubungan dengan tetangga sebagai komunitas masyarakat yang paling dekat jarak dan interaksinya dengan kita.
"... Dan berbuat baiklah terhadap tetangga yang (menjadi) kerabatmu." (QS An Nisa: 36).
Ibnu Umar dan Aisyah ra berkata keduanya, "Jibril selalu menasihatiku untuk berlaku dermawan terhadap para tetangga, hingga rasanya aku ingin memasukkan tetangga-tetangga tersebut ke dalam kelompok ahli waris seorang muslim." (HR Bukhori Muslim).
Abu Dzarr ra berkata, bersabda RasuluLLah SAW, "Hai Abu Dzarr jika engkau memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya, dan perhatikan tetanggamu." (HR Muslim).
Abu Hurairah berkata, bersabda Nabi SAW, "Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman." Ditanya, "Siapa ya RasuluLlah?" Jawab Nabi, "Ialah orang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya." (HR Bukhori, Muslim).
Abu Hurairah berkata, bersabda Nabi SAW, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah tidak mengganggu tetangganya." (HR Bukhori, Muslim).
"Orang yang tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya lapar bukanlah ummatku.
waallohualam
"Allaahumma inni as alukal huda wattuqaa wal ’afaafa wal ghina"
Ya Alloh, sungguh aku mohon kepada-Mu semoga engkau berkenan memberikan petunjuk, ketaqwaan, kehati-hatian, dan perasaan cukup"
HR Muslim

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Pengajaran remedial adalah suatu layanan pendidikan atau suatu bentuk program pembelajaran yang dilaksanakan dengan perlakuan khusus yang diberikan guru pada siswa yang mengalami kesulitan dan hambatan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa tersebut mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran remedial adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan memperbaiki prestasi belajarnya. Fungsi pengajaran remedila adalah fungsi korektif, fungsi pemahaman, fungsi penyesuaian, fungsi pengayakan dan fungsi terapetik.
Adapun langkah-langkah dalam pengajaran bremedial adalah:
1.    meneliti kembali kasus
2.    menentukan tindakan yang harus dilakukan
3.    pemberian layanan bimbingan dan konseling
4.    pelaksanaan pengajaran remedial
5.    melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar
6.    melakukan re-evaluasi dan re-diagnosis
7.    pengayakan (tugas tambahan)
Pandangan islam mengenai pengajaran remedial adalah sebaik-baiknya manusia dia akan memiliki prinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Dan Allah pun juga akan mengubah nasib seseorang jika orang itu mau merubah nasibnya sendiri.
3.2 SARAN
     Yang dapat kami sarankan kepada pembaca adalah dapat menjalankan pengajaran remedial sesuai prosedur yang telah tertera diatas dan mampu menjalankannya dengan maksimal. Kepada pembaca kami sebagai penulis mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini saran dan kritik dari anda kami harapkan agar dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik, terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

 Irma Yulia Basri. 2011.PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA DI BIDANG CAD/CAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN  BERBASIS REMEDIAL. VOL. 3 NO. 1 MARET 2011. ISSN : 2086 – 4981.


 Mariska Sianipar1, M. Rusdi2, Suratno2. 2013. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL FORMATIF-SUMATIF PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V. Tekno-Pedagogi Vol. 3 No. 2 September 2013 : 64-76. ISSN 2088-205X

Jurnal Ilmiah Didaktika. Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran. ISSN 1411 – 612x. Vol. XII No. 2, Februari 2012

Budi s. 2011. Perbaikan Diri. Tersedia di:http://aawirabumi.abatasa.co.id/post/detail/7884/perbaikan-diri-kita-wajib-memperbaiki-diri-kita-sendiri-terlebih-dahulu-wajib-mendakwahi-orang-terdekat.html. diakses pada 08 September 2016 

0 Response to "Makalah Bimbingan dan Konseling (Pengajaran Remedial)"

Post a Comment

Trending Stories

wdcfawqafwef