Sebagai
Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asesmen Tehnik Tes
Dosen
Pengampu : Siti Nurlaila., S.Psi. M.Psi
Disusun
Oleh:
Citra Madian Ramadhani 15130048
Ikhwan Rizqi Pratama 15130062
Vera Yuliantika 15130055
PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan hidayah – Nya kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang bertajukan “konsep bakat” dengan baik. Dalam makalah ini
memuat berbagai penjelasan dari berbagai sumber – sumber baik daribuku, wacana,
artikel, juga tidak ketinggalan melalui media internet yang sarat akan
pendidikan terutama yang bersangkutan tentang konsep bakat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu dosen
pembimbing serta semua pihak yang telah turut membantu menyelesaikan makalah
tentang” konsep bakat”.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah yang telah
kami susun bersama ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu segala kritik dan
saran baik dari bapak ibu dosen pembimbing ataupun dari teman–teman yang
bersifat membangun sangat kami harapkan.
Metro, 11
Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGHANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................
1
B. Rumusan Masalah...........................................................................
1
C. Tujuan penulisan..............................................................................
1
BAB III PEMBAHASAN
A.
Definisi Bakat..............................................................................
2
B.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bakat............................... 4
C.
Cara Mengembangkan Bakat.................................................. 7
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Anak adalah
titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang
berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan
kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan.
Namun seringkali kita melihat perkembangan prestasi anak yang ternyata
tergolong memiliki bakat istimewa. Setiap individu hendaknya mendapat
kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan
kemampuan, kecerdasan, bakat, minatnya, latar belakang dan lingkungan fisik serta
sosial masing-masing siswa maka kemajuan belajar siswa yang setingkat (sekelas)
mungkin tidak sama.
Setiap anak
dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa
langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami
bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan
terarah dalam mengembangkannya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang
dimaksud dengan Bakat?
2. Apa saja Faktor-faktor
yang mempengaruhi Bakat?
3. Bagaimana
Cara mengembangkan bakat?
C.
Tujuan Masalah
1. Agar
mahasiswa dapat mengetahui definisi Bakat
2. Agar
mahasiswa dapat mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Bakat
3. Agar
mahasiswa dapat mengetahui cara mengembangkan bakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Bakat
Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan
potensi (potensi ability) yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat
terwujud (semiawan.et.al.1984:1;Munandar.1987)
Kemampuan (aptitude) adaalhdaya untuk melakukan suatu tindakans sebagai
hasil dari pembawaa dan latihan.kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan dapat
dilaksanakan sekarang sedangkan “bakat” memerlukan latihan dan pendidikan agar
suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan dating. Bakat dan kemampuan
menentukan “prestasi seseorang”.
Ada beberapa
devinisi bakat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:
Bingham (1986) menjelaskan bakat
adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik atau kemampuan seseorang
yang dengan suatu latihan khusus memeungkinkannya mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan dan ketrmpilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan
bermain music dan lain-lain.
Crow & Crow dalam bukunya
General Psychology sebagaimana dikutup oleh Nurkancana (1993 : 191), mengatakan
bahwa :
Bakat adalah suatu kualitas yang
Nampak pada tingkah laku manusia pada suat lapangan keahlian tertentu seperti
music, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin,
atau keahlian-keahlian lainnya.
Stamboel Muanandir dan Munandar
(1987:2) Mendefinisikan, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan atau ketrampilan, yang relative bisa bersifat umum.
Munandir ((2001:15-16) mengatakan,
bahwa bakat sering dikatakan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir,
dengan kata lain bersifat keturunan.
Bakat adalah suatu kondisi pada
seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu
kecakapan, pengetahuan, keterampilan khusus. Misalnya, berupa kemampuan
berbahasa, kemampuan bermain musik, dll. Seorang yang berbakat musik, misalnya,
dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan
lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Jadi, suatu kondisi yang khusus
pada seseorang berupa suatu potensi disertai latihan atau belajar, dapat
mengembangkan suatu kemahiran tertentu yang biasanya sifatnya khusus. Maka
seseorang yang memiliki berupa potensi musik, bila ia belajar musik akan lebih
cepat mahir dibandingkan dengan orang lain yang tidak mempunyai potensi music.
Potensi adalah gaya yang tersedia pada seseorang yang memungkinkan
berkembangnya ciri-ciri tertentu, daya ini sudah ada sejak lahir, atau dibawa
sejak lahir.
Bakat adalah
semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan salah satu metode pikir. Bakat itu
menjadi jelas karena pengalaman, akan tetapi kita hanya condong kepada sebagian
saja dari sekumpulan aspek-aspek kegiatan yang kita alami dan lakukan.
Terbentuknya bakat manusia terhadap macam-macam kegiatan yang dilakukannya atau
tidak terbentuknya bakat itu ditentukan oleh banyak faktor. Sering kali bakat
dan kemampuan berjalan seiring, hanya saja ada keadaan-keadaan dimana keduanya
muncul serentak. Jadi kemampuan dan bakat adalah dua faktor yang berbeda dan
terpisah antara satu bidang dengan bidang yang lainnya.
Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulakan bahwa bakat adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang
dengan latihan-latihan tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan
ketrampilan khusus.
Teori Bakat Howard Gardner Gardner memunculkan konsep
dimana manusia memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, diantaranya adalah:
1.
Kecerdasan bahasa (linguistic), yaitu kemampuan
mengelola kata dan bahasa.
2.
Kecerdasan logika-matematik (mathematical), yaitu
kemampuan menggunakan logika terutama terkait dengan matematika.
3.
Kecerdasan musik (musikal), yaitu kemampuan
menciptakan musik.
4.
Kecerdasan kinestetik (kinesthetic), yaitu kemampuan
mengendalikan gerak tubuh.
5.
Kecerdasan ruang bidang (spatial), yaitu kemampuan
yang berkaitan dengan persepsi visual.
6.
Kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan berhubungan
dan memahami orang.
7.
Kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan memahami
diri sendiri.
8.
Kecerdasan naturalistik, yaitu kemampuan memahami
unsur dalam lingkungan alam.
9.
Kecerdasan eksistensial, yaitu kemampuan dan
kepedulian terhadap isu moral, Tuhan.
Konsep Gardner ini dapat
dilihat bahwa dimensi yang disentuh todak hanya psikomotor dan kognitif
melainkan juga sisi emosi, atau gabungan dua atau tiga dimensi ini (musik,
naturalis) Dari konsep diatas diketahui bahwa konsep dasar bakat berawal dari
konsep intellegensi yang awalnya general (umum) kemudian menjadi luas, multi
faktor karena terdiri atasberbagai faktor kemampuan. Dimensinya juga semakin
berkembang ke arah psikomotor dan emosi. Tes bakat yang dilakukan saat ini juga
mempertimbangkan dimensi emosi, selain kognitif dan psikomotor. Hanya saja tes
yang berkaitan dengan emosi banyak dibahas dalam tes kepribadian.
B.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi bakat
Untuk membina dan mengembangkan bakat
siswa tidak bisa terlepas dari pembinaan dan kemampuan yang dimiliki siswa.
Sebab, untuk menjadi siswa yang memiliki bakat, tentunya harus mampu melihat bakat pada diri siswa tersebut. Oleh karena
itu, kita harus dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bakat siswa,
yaitu:
a.
Faktor
intern
1)
Faktor kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat
besar pengaruhnya terhadap minat dan bakat siswa, bila seseorang kesehatannya
terganggu misalkan sakit pilek, demam, pusing, batuk dan sebagainya, dapat
mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah dan tidak bersemangat untuk
melakukan aktivitas. Demikian halnya jika kesehatan rohani (Jiwa) seseorang
kurang baik, misalnya mengalami perasaan kecewa karena putus cinta atau sebab
lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat. Oleh karena itu,
pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang, baik fisik maupun
mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan belajar.
2)
Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang
menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh
seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bisa mempengaruhi minat,
siswa yang cacat minat dan bakatnya juga terganggu. Sebenarnya jika hal ini
terjadi hendaknya anak atau siswa tersebut dilembagakan pendidikan khusus
supaya dapat menghindari atau mengurangi kecacatannya itu.
3)
Faktor psikologis
a)
Perhatian
Untuk mencapai hasil minat dan bakat
yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka minat dan bakat yang timbul pun akan rendah, jika begitu akan timbul
kebosanan, siswa tidak bergairah, dan bisa jadi siswa tidak lagi suka dengan
bahan yang dipelajarinya. Agar siswa berminat dan berbakat, usahakanlah bahan
atau materi pelajaran selalu menarik perhatian, salah satunya usaha tersebut
adalah dengan menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai dan tepat dengan
materi pelajaran.
b)
Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever
adalah, Prepanednesto Respond or Reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk
memberikan response atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan
juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar
mengajar, seperti halnya jika kita mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang
baru duduk di bangku sekolah menengah, anak tersebut tidak akan mampu memahami
atau menerimanya. Ini disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk
menerima pelajaran tersebut. Jadi menganjurkan sesuatu itu berhasil jika tarif
pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau
rohaninya telah matang untuk menerima karena jika siswa atau anak yang belajar
itu sudah ada kesiapan, maka hasil minat dan bakatnya itupun akan lebih baik
dari pada anak yang belum ada kesiapan.
c)
Bakat atau
intelegensi
Bakat adalah kemampuan untuk
belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar, misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya terdengar
lebih merdu disbanding dengan orang yang tidak berbakat menyanyi. Bakat bias
mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan
bakat, maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga
intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar
dan hasilnyapun cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah
akan mengalami kesukaran dalam belajar. Jadi kedua aspek kejiwaan ini besar
sekali pengaruhnya terhadap minat belajar dan keberhasilan belajar. Bila
seseorang memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang
dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses disbanding dengan
orang yang memiliki “IQ” rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya
seimbang, agar tercapai tujuan yang hendak dicapai.
b.
Faktor
ekstern
1)
Faktor keluarga
Minat dan bakat siswa bisa
dipengaruhi oleh keluarga seperti cara orang tua mendidik, suasana rumah dan
keadaan ekonomi keluarga. Akan diuraikan sebagai berikut:
a)
Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya
sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Hal ini dipertegas oleh
Sutjipto Wirowidjojo yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan
yang pertama dan utama. Jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya
(acuh tak acuh terhadap belajar anaknya) seperti tidak mengatur waktu belajar,
tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya belajar
atau tidak, semua ini berpengaruh pada semangat belajar anaknya, bias jadi
anaknya tersebut malas dan tidak bersemangat belajar. Hasil yang didapatkannya
pun tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Mendidik anak tidak
baik jika terlalu dimanjakan dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras.
Untuk itu, perlu adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya melibatkan orang
tua, yang sangat berperan penting akan keberhasilan bimbingan tersebut.
b)
Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan adalah
situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga, dimana anak
berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, ramai dan semrawut tidak memberi
ketenangan kepada anaknya yang belajar. Biasanya ini terjadi pada keluarga yang
besar dan terlalu banyak penghuninya, suasana rumah yang tegang, ribut, sering
cekcok, bias menyebabkan anak bosan di rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam
belajarnya.
C.
Cara
Mengembangkan Bakat
Pada
dasarnya setiap anak membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuanya apa
pun bentuk kemampuanya itu terkadang kemampuan tersebut mudah diukur kadang
kadang terlampau sukar.
“kesempatan”
memang merupakan kata kunci bagi anak-anakyang berbakat maupun orangtua mereka.
Semua
anak memang seharusnya mendapatkan kesempatan sebanyak yang mereka butuhkan dan
mereka inginkan. Anak-anak berbakat umumnya bisa menemukan lebih banyak
kesempatan dibandingkan dengan anak-anak biasa dan secara aktif mereka akan
selalu mencari kesempatan tersebut. Dalam hubungan ini orang-orang tua yang
arif mesti bisa membedakan antara cara seorang ibu yang sangat ambisius mengartkan
pernyataan diatas dengan cara yang
seharusnya kita diartikan dengan tepat. Menurut Eales (1983) umumnya akan kita
temukan bahwa jauh llebih mudah membimbing anak yang berbakat dibandingkan
dengan membimbing anak yang lemah.
Hal
yang harus mendapat perhatian adalah bahwa anak-anak berbakat butuh diberi
kesempatan untuk berkembang dengan kecepatan yang serasi bagi mereka.
Memberikan kesempatan pada anak untuk berkembang menurut kecepatanya sendiri
berarti bahwa kita harus waspada akan adanya bakat yang sering terlambat
berkembang.
Untuk
mengembangkan bakat seorang individu j.ginsberg dan ch.harison mengungkapkan :
1.
Yang perlu diingat pertama-tama ialah bahwa anak
berbakat tetaplah seorang anak dengan kebutuhan seorang anak. Anak berbakat
membutuhkan kasih sayang dan pembinaan
2.
Apabila dalam keluarga terdapat anak-anak lain
janganlah kemudian membandingkan anakberbakat dengan kakak dan adiknya atau
sebaliknya tidak perlu mencurahkan lebih banyak perhatian terhadapnya daripada
terhadap anak-anak lain. Setiap anak adalah unik mempunyai kekhasnya sendiri..
memang anak berbakat membutuhkan perhatian khusus apabila misalnya mengalami
kesulitan disekolah karena kurang mendapat pengertian atau penerimaa dari guru
atau dari anak-anak lain.
3.
Jangan membandingkan anak yang berbakat dengan
anak-anak yang lain. Misalnya memamerkan
keunggulanya di depan orang lain
4.
Sempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab
pertanyaan dari anak. Anak berbakat sering mengajukan lebih banyak pertanyaan
yang membutuhkan pemikiran untuk dijawab. Pupuklah rasa ingin tahunya dengan
memberi jawaban-jawaban selengkapnya mungkin yang dapat diberikan dan secara
jujur.
5.
Usahakanlah baginya aneka ragam buku majalah dan bahan
bahan lainya yang bisa memperkaya pengalamnya dan berkunjung ketempat-tempat
bersejarah.
6.
Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa
ingin tahunya dengan menjajaki macam-macam bidang namun jangan memaksakan
minat-minat tertentu.
7.
Seandainya anak berbakat ingin mendalami salah satu
bidang yang diamati berilah kesempatan karena belum tentu kesempatan itu ada
disekolah.
8.
Kalau anak mengatakan ingin dan bisa melakukan sesuatu
sendiri berilah kesempatan itu dengan demikian orang tua memupuk kemandirian
dan kepercayaan dirinya
9.
Pada umumnya anak berbakat itu kreatif tetapi ini tidak
berarti bahwa ia selalu kreatif ia tidak perlu sepanjang hari sibuk dengan
kegiatan mental. Orang tua hendaknya berhati-hati jangan sampai berlebihan
dalam memberikan santapan mental. Berilah juga waktu untuk kegiatan fisik dan
untuk melamun atau berkhayal
10. Orang tua
hendaknya tidak lupa menghargai dan memuji usaha-usaha baik dari anak. Ini
berlaku untuk semua anak tetapi khusus bagi anak yang berbakat .kadang-kadang
mereka memerlukan dukungan agar mau dan berani melakuka hal-ha dan tugas-tugas
yang sulit yang majemuk dengan resiko membuat kesalahan atau mengalami
kegagalan.
11. Anak berbakat
bagaimana pun harus belajar menyesuaikan dengan berbagai aturan serta norma
yang berlaku dalam lungkungannya yaitu lingkungan keluarga,sekolah dan
masyarakat.sehubungan dengan ini ia tidak perlu memperoleh hak-hak istimewa
hanya karena ia dikarunia bakat-bakat unggul. Anak berbakat pun memerlukan
pengarahan dan belajar berdisplin.
12. Orang tua anak
berbakat harus berhati-hati agar tidak memproyekan minat dan aspirasi mereka
sendiri terhadap anak.
13. Karena
dipertanyakan apakah orang tua perlu mengatakan kepada anaknya bahwa ia
berbakat.sebaliknya hal itu tidak perlu ditonjokan jangan sampai anak mendapat
kesan bahwa kehidupan keluarga terpusat kepada dirinya.selain itu mendapat
julukan berbakat juga dapat dirasakan sebagai beban oleh anak.
14. Orang tua
mesti dapat membedakan antara memberikan perhatian keapada anak dan memberikan
kesempatan yntuk mewujudkan bakat-bakatnya dengan menekan anak secara
berlebihan untuk berprestasi perlu ada keserasian antara perkembangan
intelektual,emosional,social dan moral demi pertumbuhan manusia seutuhnya.
15. Perhatian
khusus perlu diberikan kepada anak anak berbakat yang underchiver yaitu
anak-anaik yang tidak dapat mewujudkan potensi-potensinya yang unggul,anak-anak
yang prestasinya disekolah tidak mencerminkan bakat bawaanya yang superior.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
dapat
disimpulakan bahwa bakat adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang dengan
latihan-latihan tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan
ketrampilan khusus.
Pada
dasarnya setiap anak membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuanya apa
pun bentuk kemampuanya itu terkadang kemampuan tersebut mudah diukur kadang
kadang terlampau sukar. “kesempatan” memang merupakan kata kunci bagi
anak-anakyang berbakat maupun orangtua mereka.
Semua
anak memang seharusnya mendapatkan kesempatan sebanyak yang mereka butuhkan dan
mereka inginkan.
B.
Saran
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa lainya
Daftar Pustaka
Drs.Alex Sobur,M.Si. dalam bukunya Psikologi umum
diterbitkan oleh CV PUSTAKA SETIA bandun oktober 2013
Nico.Teori Bakat Howard Gardner(online). http://duniapsikologi12.blogspot.co.id/2016/09/teori-bakat-howard-gardner.html.
diakses pada 11 Mei 2017
Rizaldi.faktor-faktor
yang mempengaruhi bakat dan minat(online). http://muhammadaddin18.blogspot.co.id/2012/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat.html.
diakses pada 11 Mei 2017
0 Response to "makalah konsep bakat"
Post a Comment